Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy

Ketika Anak Sakit, Diberi Paracetamol Atau Ibuprofen?

6 Juni 2015   08:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:20 13026 0

Saya yakin jika anda keluarga muda dan punya anak, pasti punya obat penurun panas di rumah. Untuk jaga-jaga apabila anak sakit. Jika suhu tubuhnya panas naik turun, agak lama, maka kita berikan obat penurun panas, supaya anak kita lebih rileks dan nyaman. Selama ini bisa jadi kita tidak pernah melihat atau membaca isi obat tersebut. Tanpa disadari, ternyata ada dua ada dua macam obat penurun panas untuk anak-anak yang beredar di pasaran. Dua obat tersebut adalah paracetamol dan ibuprofen. Mereka turun ke bumi dengan berbagai merek, dengan harga berbeda-beda.  

Setelah memeriksa anak saya, dokter biasanya bertanya,”Punya obat penurun panas apa di rumah?” Nah sejak ada pertanyaan seperti itu saya selalu siap dengan obat penurun panas, sesuai petunjuk dokter, jenis paracetamol. Namun ketika kemarin ke dokter gigi, dan ada kemungkinan rasa nyeri di gigi timbul setelah proses pengobatan (anak saya mau ditambal, tetapi harus diobati dulu lubang di giginya), anak saya diberi ibuprofen oleh sang dokter. Ketika saya tanya kenapa tidak paracetamol, sang dokter bilang, kalau sakit gigi lebih tepat pakai ibuprofen. Tidak dijelaskan lebih lanjut lagi (mungkin kalau dijelaskan saya ga ngerti juga kali)

Karena baru tahu, kemarin saya iseng membandingkan paracetamol dengan ibuprofen. Saya lihat kertas stiker yang menempel pada kedua obat tersebut. Perbedaan yang mencolok adalah kandungan yang dimiliki. Yang satu berisi paracetamol, dan yang satu lagi, ibuprofen (iyalah). Kesimpulan pertama saya, kedua obat itu merupakan dua zat yang berbeda. Kedua, saya membaca kegunaannya, keduanya sama yaitu untuk menurunkan panas dan meredakan nyeri atau sakit kepala atau gigi (pada umumnya seperti itu).

Ketiga, cara penggunaan. Paracetamol dapat digunakan setiap 4 jam, tetapi tidak lebih dari 4x sehari, sedangkan Ibuprofen, digunakan 3x maksimal sehari. PERHATIAN! Dosis keduanya beragam tergantung berat badan anak dan umur (konsultasikan ke dokter). Kemudian, Paracetamol bisa digunakan untuk bayi di bawah 1 tahun sedangkan Ibuprofen ada larangan keras untuk penggunaan bagi bayi di bawah 1 tahun. Untuk bayi di bawah 1 tahun mintalah petunjuk dokter untuk penggunaan kedua obat ini.   

Karena rasa penasaran yang tinggi, saya buka internet. Keempat, berdasarkan informasi dari wikipedia, kedua obat ini termasuk dalam jenis analgesic dan antipiretik yang fungsinya melegakan sakit kepala dan demam. Perbedaannya adalah paracetamol tidak termasuk dalam obat NSAD, nosteroidal anti-inflammatory drugs, artinya tidak memiliki sifat antiradang, obat ini cukup ramah digunakan, resikonya tidak terlalu besar. Berbeda dengan ibuprofen yang termasuk dalam NSAD, punya resiko yang lebih tinggi, jika digunakan berlebih. Untuk efek samping, paracetamol bisa menyebabkan mual dan diare, sedangkan Ibuprofen memiliki efek samping sesak nafas kemudian lebih jauh lagi, bisa merusak ginjal.

Kelima, yang patut diingat adalah obat ini membantu meredakan nyeri atau membuat rileks anak, tetapi tidak menghilangkan sumber penyakit. Untuk menghilangkan sumber penyakit, konsultasikanlah ke dokter. 

Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana penggunaannya dan sebaiknya anak kita minum yang mana?

Pertama, kita harus pastikan bahwa anak kita tubuhnya panas bukan karena kurang minum. Oleh karena itu kita coba dengan minum air putih dulu. (Saya punya pengalaman, ketika saya bersama siswa saya melewati imigrasi di bandara di Tiongkok, siswa saya ditahan karena suhu tubuh panas, tetapi ketika petugas di sana memberikan air minum, lama-kelamaan suhunyapun turun. Waktu itu pas isu flu burung merebak) Jika panasnya tidak turun, kita cek dengan termometer. Jika panasnya tinggi, (biasanya di atas 38 derajat celcius) bolehlah diberi obat penurun panas, tentu sesuai petunjuk penggunaan obat.

Kedua. Sebaiknya obat penurun panas diminum setelah setelah makan. Asupan ini penting untuk proses bekerjanya obat dalam tubuh.  

Ketiga.  Berdasarkan pengalaman saya, jika anak saya demam atau suhu tubuh panas, saya berikan paracetamol. Itu berdasarkan info dari dokter anak, sedangkan jika itu sakit gigi, saya berikan ibuprofen, berdasarkan info dari dokter gigi. Ibuprofen mampu meredam rasa nyeri yang lebih keras, sedangkan paracetamol bisa tetapi hawatir tidak mampu menandingi rasa nyeri gigi. (Sakit gigi itu bener-bener sakit, lebih sakit dari sakit hati!). Patut diingat ini pengalaman saya dengan anak saya. Belum tentu sama dengan anak anda.

Keempat. Jika panas tidak turun dalam dua hari, konsultasikan ke dokter. Ceritakan dengan sebenar-benarnya apa yang terjadi. Informasi kita berguna bagi analisis sokter. Setelah itu ikuti sarannya.

Pertanyaan yang masih mengganjal adalah jika anak kita sakit dan suhu badannya panas, apakah boleh diberi ibuprofen? Kan ibuprofen gunanya juga untuk menurunkan panas. Kalau saya pribadi tidak akan memberikan itu karena selama ini, dokter tidak pernah memberikan obat turun panas selain paracetamol untuk anak saya yang masih balita. Akan tetapi jika anda memiliki pengalaman berbeda, yaitu memberikan ibuprofen dikala panas badan anak anda naik atas petunjuk dokter, silahkan. Mungkin ada pertimbangan lain dari dokter yang kita tidak ketahui, berdasarkan rekam jejak medis, atau mungkin jenis penyakit. Kemungkinan itu bisa saja.  

Mempunyai anak kecil sangat menyenangkan. Namun tatkala anak sakit, hati inipun sakit. Kadang kita berharap mending kita aja yang sakit, jangan anak, tetapi saya berdoa saya dan anak saya sehat semua (amiin). Melihatnya sedih saja bikin kita sedih apalagi melihatnya sakit, hati ini pun menangis. Oleh karena itu, amanah yang diberikan Tuhan pada kita jangan disia-siakan. Harus kita jalankan dengan baik dengan menjaga kesehatan anak kita dan berkonsultasi dengan dokter tatkala anak kita sakit. Semoga kita selalu diberi petunjuk dan rasa peduli untuk terus menjaga kesehatan anak-anak kita.   

 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun