Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Dinamika Transportasi Becak Konvensional di Kelurahan Cipare Kota Serang di Era Globalisasi

2 Desember 2020   13:42 Diperbarui: 2 Desember 2020   13:46 52 1
DINAMIKA TRANSPORTASI BECAK KONVENSIONAL DI KELURAHAN CIPARE KOTA SERANG DI ERA GLOBALISASI
Ahmad sopian
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
Email: aangsopian10@gmail.com
Abstrak
Jika dilihat dalam kerangka ekonomi makro, transportasi merupakan tulang punggung perekonomian nasional, regional, dan lokal, baik di perkotaan maupun di perdesaan. Bahkan, dianggap sebagai urat nadi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang mempunyai fungsi sebagai penggerak, pendorong, dan penunjang pembangunan. Transportasi sebagaimana dikemukakan oleh Nasution adalah pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan (Saebandi, 2017). Kegiatan tersebut mengandung tiga hal, yaitu adanya muatan yang diangkut, tersedianya kendaraan sebagai alat angkut, dan terdapatnya jalan yang dapat dilalui. Ada proses pemindahan dari gerakan tempat asal, kemudian ada kegiatan pengangkutan dimulai dan ke tempat tujuan. Untuk itu, dengan adanya pemindahan barang dan manusia tersebut, transportasi merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang kegiatan ekonomi dan pemberi jasa bagi perkembangan ekonomi. Jadi, transportasi merupakan pergerak tingkah laku orang dalam ruang baik dalam membawa dirinya sendiri maupun membawa barang-barang.
Di era globalisasi ini dan moderenisasi semua orang beralih menggunakan dan hampir jarang menggunkana transportasi tradisional masyarakat lebih menggunakan transportasi modern dengan alasan jarak dan waktu yang lebih cepat ditempuh ketimbang transportasi tradisional seperti becak. Hal ini menyebabkan kepunahan secara perlahan transportasi becak.
Di Daerah Cipare sendiri terdapat becak-becak yang setiap hari nya mangkal menunggu penumpang dari mulai pagi sampai sore bahkan ada bapak-bapak yang tidur dibecak nyah, biasanya hanya orang-orang yang pergi kepasar dan terkadang tukang becak tersebut hanya membawa barang-barang untuk warung.
Kata kunci :  Transportasi becak di era globalisasi
Pendahuluan
Meningkatnya globalisasi dan modernisasi seakan menuntut setiap orang untuk mengikuti perkembangan yang ada, jika tidak maka akan tertinggal. Dimana hal tersebut dapat ditandai dalam perkembangan teknologi dan informasi yang semakin maju seperti sekarang ini. Ada yang beranggapan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya.
Menjadi tukang becak mungkin bukan merupakan cita-cita dari para tukang becak yang ada di Cipare Karena tuntutan kebutuhan hidup, minimnya lapangan pekerjaan dan kurangnya menempuh pendidikan mengharuskan mereka untuk menjadi tukang becak, bahkan ada yang karena mewarisi pekerjaan orang tuanya. Banyaknya persayaratan untuk bekerja disektor formal membuat mereka (tukang becak) harus rela bekerja disektor informal. Menarik becak adalah sebuah pekerjaan yang hanya mengandalkan kekeuatan fisik dan stamina saja.Selain itu, sebagai salah satu pekerjaan di sektor informal, menarik becak tidaklah membutuhkan status pendidikan yang tinggi.
Dengan adanya globalisasi bulan berarti semua pihak merasa diuntungkan. Mungkin pihak yang dirugikan adalah tukanh becak dimana terjadi tarnsformasi transportasi yang lebih mudah dan efesien yaitu transportasi online, dalam hal ini ancaman sangat tersa bagi para tukang becak yang mengalami kemunduran penghasilan dalam mencari pengahsilan melalui becak, banyak diantara masyarakat yang beralih ke moda transportasi online dengan alasan yaitu mudah dan cepat sehingga tidak banyak menguras waktu yang lama dalam menempuh waktu dan tempat yang ditujun nya.
Metode penelitian.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Dasar pemikiran digunakannya metode ini adalah karena penelitian ini ingin mengetahui tentang fenomena yang ada dan dalam kondisi yang alamiah. Di samping itu, karena peneliti perlu untuk langsung terjun ke lapangan bersama objek penelitian sehingga jenis penelitian kualitatif deskripstif kiranya lebih tepat untuk digunakan.
Untuk jenis pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada satu obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain data dalam studi ini dikumpulkan dari berbagai sumber dan studi pustaka, kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.
Lokasi penelitian yang dipilih adalah di Kelurahan Cipare Kecamatan Serang Kota Serang. Sumber data yang digunakan ada dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung mengenai dinamika transportasi becak di Daerah Cipare di era globalisasi data yang disajikan sesuai dengan data yang diperoleh dari lapangan. Sumber data sekunder diperoleh dari hasil kajian pustaka, melalui artikel yang berkaitan dengan penelitian ini.
Hasil dan pembahasan.
Kemajuan ilmu dan teknologi mendorong manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya baik dari segi material maupun spiritual. Peningkatan kualitas hidup diupayakan dari kegiatan perekonomian dimana kegiatan tersebut tidak terlepas dari penggunaan sumber daya alam baik darat, laut maupun udara. Pemenuhan kebutuhan hidup manusia tidak terlepas dari penggunaan alat transportasi. Sarana transportasi digunakan untuk tercapainya hubungan di dalam masyarakat agar lebih mudah dan lancar.
Kebutuhan akan alat transportasi sangat dirasakan dalam menunjang mobilitas seseorang setiap harinya,  terutama di zaman modern seperti sekarang. Ada berbagai jenis alat transportasi yang bisa dijumpai dizaman sekarang, baik itu yang modern (mobil, motor, pesawat, kereta api, dll.) atau tradisiona. Dalam perkembangan nya, banyak alat transportasi yang mulai bertranformasi mengikuti perkembangan zaman, seperti kereta/mobil listrik, bahkan yang terbaru adalah mobil yang sudah bisa terbang. Namun ditengah semakin modern nya alat transportasi, kita masih bisa menjumpai di beberapa daerah di Indonesia yang masih bertahan dengan transportasi tradisional sampai saat ini, salah satu nya adalah becak.
Sesuai dengan pembahasan yaitu dinamika transportasi becak di era globalisasi hal ini dapat dikaitkan dengan teori sosiologi yaitu teori perubahan sosial teori fungsionalis, dimana teori fungsionalis berasal dari pemikiran Emile Durkheim, sebagai teori perubahan sosial melihat proses perubahan sosial sebagai hal yang wajar, namun berdampak pada perubahan sistem sosial. Secara ekstrem, perubahan sosial dapat membuat sistem sosial mengalami disfungsi. Akhirnya terjadi kesenjangan sosial ataupun budaya.
Saat ini perkembangan tarnsportasi di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat, banyak perusahan-perusahan transportasi online ber inovasi dan berkembang pesat di tengah-tengah masyarakat. Kehadiran transportasi online dituding sebagai penyebab menurunnya pendapatan para pengemudi transportasi konvensional dari mulai ojek pangkalan sampai transportasi becak yang peneliti lakukan.
Seperti yang kita ketahui bahwa sanya transportasi becak yang sangat berusia tua becak juga memiliki kelebihan tersendiri yang dapat membuat sebagian besar masyarakat tidak akan meninggalkan nya dan akan terus membutuhkan nya. Banyak hal yang tak dapat dipenuhi oleh alat transportasi lain walau lebih modern dan memiliki fasilitas cukup refresentatif. Namun dibalik kenyataan bahwa becak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat ada problema yang dihadapinya yang seringkali perlakuan yang ia terima sangat tidak mengindahkan alasan-alasan masyarakat untuk terus menggunakannya. Dari mulai alasan yang sangat sederhana hingga alasan yang terlalu dibesar-besarkan memaksa Becak semakin menjauh dari jalur-jalur kehidupan masyarakat. Bahkan perlakuan tidak manusiawi acap kali dikedepankan dengan maksud untuk menggusur Becak dari jalur transportasi.
Menurut Pak Sanuri, nama pengemudi yang sudah berumur kurang lebih 65-70 tahun, saay saya temui di tempat ia biasa mangkal beliau adalah orang yang sudah lama menarik becak di Daerah Cipare, ketika saya tanya mengenai globalisasi secara langsung memang Pak Sanuri tidak mengetahui nya tapi ketika saya tanya dampak nya Pak Sanuri sangat merasakan yaitu dengan sepi nya penumpang yang naik becak menurut beliau kurang lebih hanya 2-3 penumpang yang ingin naik becak nya, Pak Sanuri biasa menarik penumpang dari mulai Daerah Cipare hingga Taman Sari itu pun tidak setimpal dengan bayaran ongkos yang diberikan kepada Pak Sanuri dia sering mendapatkan upah hanya 5000 saja, dan ketika saya tanya tentang becak nya ternyata becak yang sering digunakan nya adalah becak milik orang lain dan ia harus membayar sewa nya 5000 per hari, Di era teknologi digital saat ini, pendapatan Pak Sanuri mrnukik derastis gempuran transportasi online membuat jasa nya makin sedikit yang melirik, sungguh begitu miris melihat kondisi dilapangan orang yang sudah lanjut usia mencari nafkah dengan berpanas panasan, selayak nya pemerintah memberikan keringan dengan memberikan jaminan hidup untuk para tukang becak bukan hanya tukang becak saja tetapi para orang tua yang lanjut usia yang sedang mencari nafkah.
 Dari hasil wawancara yang saya lakukan sudah jelas masyarakat yang sudah mulai berpindah kemoda transportasi yang lebih cepat dan efesien, tidak sedikit orang yang lebih memlilih untuk menggunakan transportasi online untuk berpegian. Pandangan masyarakat modern sekarang ini kebanyakan akan gengsi menggunakan transportasi dulu (becak) ketinggalan zaman, lambat dan pandangan lainnya. Dalam hal ini beraitan dengan teori Interaksionisme simbolik yang menganalisis masyarakat berdasarkan makna subjektif yang diciptkana individu sebagai basis perilaku dan tindakan sosialnya. Seorang yang menggunakan moda transpotasi becak menginterpretasikan bahwa diri kita adalah orang ekonomi bawah sedangkan orang-orang yang menggunakan transportasi online go care dan transportasi maju lainnya adalah kalangan masyarakat elit tentu hal ini menunjukan bahwa stetmen masyarakat terhadap transportasi becak sanagat berkurang yang dulu nya diagung-agungkan kini dilupakan dan di tinggalkan.
Simpulan
Dampak tansportasi online terhadap becak konvensional yaitu tarif becak konvensional mengalami penurunan orderan/pangkkalan sewa sehinggga pendapatan pengemudi berkurang. Dalam era globalisasi saat ini transportasi becak harus tetap dipelihara eksistensinya, karena becak tetap masih dipergunakan sebagai sarana transportasi alternatif meskipun bukan alat transportasi utama. Becak masih layak dipertahankan dan dikembangkan karena masih dibutuhkan oleh sebagaian konsumen. Kepada seluruh penumpang ataupun konsumen becak diharapkan agar lebih menghargai tenaga yang telah dikeluarkan oleh pengemudi becak dengan memberikan imbalan yang sepantasnya.


Daftar Pustaka
Jamaludin, Adon Nasrullah. 2017. Sosiologi Perkotaan Memahami Masyarakat Kota dan Problematikanya. Bandung: CV Pustaka Setia. (Diakses pada tanggal 11 Movember 2020 00:14 WIB)
Maharani, norma, Robby Darwis Nasution. 2020. Melawan Kepunahan Becak Dengan Membentuk Becak Wisata Di Ponorogo. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, Vol 6 No (1), Hal 48-59. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JIIS /article/view/25181 (Diaksea pada tanggal 11 November 2020 20.45 WIB)
Furqan dan Nurlaili. 2020. Dampak Keberadaan Alat Transportasi Online Terhadap Becak `Konvensional Di Kota Banda Aceh. Jurnal Al-Ijtimaiyyah: Media Kajian Pengembangan Masyarakat Islam. Vol. 6, No (1), Hal 107-131.
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/PMI/article/view/6684 (Diakses pada tanggal 16 November 2020 21.39 WIB)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun