Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Puisi: Pilu Sang Ayah

17 April 2024   03:03 Diperbarui: 17 April 2024   03:24 46 1
Puisi Pilu Sang Ayah

Jauh terbentang waktu, kini terasa hampa,
Dekat kematian menyapa, jiwa pilu meronta.
Nafsu membakar di dada, amanah berat tergenggam,
Dosa mudah terjerat, amal sholeh penuh harap.

Saling memaafkan bagai oase di padang pasir,
Namun pilu ini tak terperi, bagai luka di kalbu yang tak kunjung sirna.

Bidadari kecilku, bersayap patah kini tergeletak,
Lunglai tak berdaya, nafas pun tak lagi berdesah.
Hanya rasa pasrah yang menyelimuti,
Di hadapan takdir yang tak terelakkan ini.

Oh, anakku tersayang, buah hati nan permai,
Bunga yang mekar di taman hati, kini layu dan terkulai.
Ingin kudekap erat, dan bisikkan kata cinta,
Namun raga tak berdaya, hanya air mata yang menyapa.

Kenangan indah bersamamu terpatri dalam jiwa,
Tawa ceriam dan senyum manis, akan selalu kurindukan selamanya.
Kini kau tinggalkan aku dalam duka,
Berpulang ke alam baka, menghadap Sang Pencipta.

Duhai, Allah Yang Maha Kuasa,
Berikanlah kekuatan kepada hambamu ini,
Untuk menerima takdir yang telah Engkau gariskan.
Jagalah anakku di alam sana,
Berikanlah dia kebahagiaan yang tak terkira.

Dan kepada diriku, berikanlah kesabaran dan keteguhan,
Untuk menjalani hidup ini tanpa kehadirannya.
Semoga kelak nanti, di surga kita bertemu kembali,
Dan bersama-sama merasakan kebahagiaan yang abadi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun