Beliau seorang diri mengajar berbagai macam pelajaran dan etika.bahkan menurut kesaksian para mantan muridnya R Mardjun juga mengajari sesuatu hal yang menurut kita hal yang remeh temeh seperti cara menyuguhkan air kepada tamu.
Ketika Peperangan meluas dan Sekolah ditutup, Rd Mardjun membuka Sekolah di rumahnya yang sempit.tanpa memikirkan Soal gaji dan kehidupan dirinya sendiri yang pas pasan,beliau tetap semangat mendidik murid-muridnya.
Ketika Perang usai dan keadaan sudah berjalan normal,Rd Mardjun diangkat menjadi penilik Sekolah yang berarti naik jabatan menjadi di atas Guru dan Kepala Sekolah tetapi beliau menolak dengan halus dan tetap menginginkan mengajar diKelas bersama Murid-muridnya.