Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Dua Penulis

6 Desember 2011   10:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:45 145 3
[caption id="attachment_147743" align="alignnone" width="300" caption="Ilustrasi (daydreamer6123.deviantart.com)"][/caption] *** Lady Papyrus Kompasianer sejak 9 Maret 2010. Layar itu berpendar dalam kegelapan. Tak banyak bunyi malam ini. Ketikan-ketikan lancar terdengar nyaris beraturan, seperti derap langkah keramaian yang menuju persimpangan jalan. Lalu terdengar udara terhirup melewati rongga yang basah. Wanita muda itu bersin untuk ketiga kalinya dalam lima menit terakhir. "Romansa Utopis" Kata demi kata terketik. Mata wanita itu berkedip kadang cepat kadang lambat. Kedua telapak tangannya sama sekali tak terangkat dari ujung bidang terdekat komputer lipat warna hitam yang nampak keperakan di bawah cahaya purnama pertama. Jendela sengaja tidak ditutup rapat. Angin masuk melewati sela-sela kerainya meski udara di dalam ruangan berdinding kayu mahoni itu tak kunjung dingin.

Aku terbayang sebuah tangga. Tumbuh dari akar rumput hijau, ujungnya menghilang di awan yang kebiruan. Dirimu yang menapak sesaat telah berlenggok di barisan tengah tangga, tepat di puncak Hotel Aston yang tertinggi. Aku baru saja menginjak anak tangga nomor satu, lalu pikiranku berkata tidak. "Terlalu utopis", gumamku. Tapi kau tak mendengarkan. Sekarang saatnya kugorok semua tungkai tangga ini, hanya agar kau kembali kepadaku.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun