Mohon tunggu...
KOMENTAR
Segar

Ramadan Bulan Edukasi, Inspirasi, dan Motivasi Diri, Termasuk untuk "Ahli Udut" yang Ingin Taubat

7 Juni 2019   07:21 Diperbarui: 7 Juni 2019   07:38 41 4
Ramadan adalah bulan edukasi, inspirasi dan motivasi. Didalamnya terdapat bsnyak pelajaran dan pendidikan yang bisa dimanfaatkan bagi orang yang benar-benar ingin menjadikan dirinya lebih baik, termasuk para "ahli udut" yang ingin taubat.

Pelajaran-pelajaran tersebut datang dari dalam diri (Internal) dan dari luar diri (Eksternal). Keduanya mempengaruhi lahir dan batin, jika diterima dengan serius maka keduanya akan membentuk kepositifan diri.

Pelajaran internal. Berupa menahan rasa lapar, haus, hasrat seksual, berbicara kasar dan dusta, menahan mata, telunga, serta menahan diri dari rasa marah.

Pelajaran eksternal. Berupa informasi-informasi positif yang masuk ke akal bawah sadar melalui mata, telinga, mulut dan tangan kita.

Melalui mata, selama puasa ramadan mata terjaga dari melihat yang tidak halal seperti pornografi atau aurat seseorang. Dan mata senantiasa digunakan untuk melihat huruf perhuruf dari ayat-ayat Allah SWT didalam Alqur'anul karim.

Melalui telinga, selama sebulan terutama pada malam hari ketika Shalat taraweh telinga menerima informasi positif berupa untaian nada indah dari Allah SWT yang ada didalam Alqur'an yang dibacakan oleh Imam dan juga para penceramah.

Ceramah juga merupakan sumber informasi positif yang masuk melalui telinga. Ketika menyimak dengan sungguh-sungguh maka rangkaian informasi ceramah akan membentuk file pisitif pada akal bawah sadar.

Selama puasa ramadan telinga juga terjaga dari informasi negatif seperti gunjingan, gibah, dan perkataan kotor yang keluar dari lisan orang yang kotor kalbunya.

Tangan juga teredukasi melalui ringannya bergerak memasukkan uang ke kotak amal, bersedekah, dan mengeluarkan zakat.

Perut dan yang di bawahnya juga mendapatkan pelajaran bagaimana menahannya dari kenikmatan yang mengenyangkan dan menyenangkan meski halal baginya.

Jika yang halal saja dapat dicegahnya, maka outputnya adalah menguatnya benteng untuk menghalau sesuatu yang haram masuk ke perut dan yang bertemu dengan kemaluannya.

Puasa ramadan juga mendidik mulut untuk menahan diri dari hal yang dapat membatalkan puasa dan mengurangi pahala puasa.

Mulut tidak mengeluarkan kalimat dusta, ujaran kebencian, untaian kalimat gibah, porno dan memasukan makananan, minuman dan juga rokok.

Seorang ahli udut, perokok, yang biasa menghisap barang "haram" atau "makruh" tersebut pada pagi hari, di bulan ramadan mulutnya jadi menghisap dan mengeluarkan udara bersih ketika bertadarus. Atau minimal mulutnya tidak bertemu barang perusak kesehatan itu.

Pada siang harinya pun demikian. Hingga magrib seorang perokok mampu menjauhkan mulutnya dari rokok. Berarti12 jam lebih diri dan lingkungannya dijauhinya dari barang yang dilabeli "dapat membunuhmu" itu.

Maka seharusnya di luar bulan ramadan pun ia dapat berbuat seperti itu, 12 jam tidak merokok. Atau dapat juga menjadikannya sebagai moment melatih diri untuk move on meninggalkan rokok.

Persoalannya hanyalah mau atau tidak untuk bersungguh-sungguh menjadikan ramadan sebagai bulan edukasi,inspirasi dan motivasi untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik.

Yang perokok, bisa berubah menjadi tidak merokok. Orang yang suka marah, gibah, berkata kotor, bisa menjadi baik lisannya. Pemilik mata yang liar, suka melihat yang  bukan haknya (Aurat orang lain), bisa terjaga matanya. Asal, ia sungguh-sungguh mengedukasi dirinya selama dan setelah puasa ramadan. Dan ada keinginan kuat untuk berubah.

Puasa selama satu bulan bukanlah perkara mudah, karenanya sangat rugi jika setelahnya tidak ada satupun kebaikan yang melekat pada diri, yang membawa perubahan diri menjadi lebih baik.

Kebiasaan membaca Alqur'an selama puasa ramadan, hendaknya juga menjadi kebiasaan pada bulan-bulan lainnya.

Kebiasaan bersedekah di bulan suci itu, seharusnya juga menjadi kegiatan yang biasa dilakukan pada sebelas bulan lainnya.

Shalat malam selama ramadan,  hendaknya dikerjakan juga pada malam-malam lainnya. Minimal, shalat witirnya tetap dikerjakan sebelum tidur.

Selama puasa ramadan mulut bisa terjaga dari gibah, fitnah, mengumpat dan marah-marah. Maka pada hari-hari di sebelas bulan lainnya juga bisa terjaga.

Untuk para ahli udut, saat puasa ramadan dapat berhenti merokok selama 12 jam setiap harinya. Maka, seharusnya hal itu bisa dilakukan juga setiap hari. Bahkan bisa dijadikan sebagai latihan untuk totalitas meninggalkan rokok.  

Intinya, perbuatan positif selama bulan ramadan mari kita jadikan sebagai edukasi, motivasi dan inspirasi diri pada sebalas bulan lainnya. Minimal jka saat puasa bisa tahan tidak merokok, sebelas bulan berikutnyapun demikian.

Jika kemarin bisa baik, maka hari ini harus lebih baik. Jika tidak, rugi dan celaka. Sebagaimana sabda Rasululloh saw :

"Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialahtergolong orang yang celaka"

Semoga, kita bisa menjadikan bulan ramadan sebagai edukasi, motivasi, dan inspirasi diri hinga menjadikan diri lebih baik dari bulan-bulan sebelumnya..Aaaminn.

Wallohu'alam

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun