Di sebuah rumah tua berdinding kayu jati yang kokoh meski dimakan usia, hidup seorang lelaki sepuh bernama Karti. Ia bukan siapa-siapa di mata kebanyakan orang, hanya seorang pria sederhana dengan tubuh kurus, kulit legam, dan tangan penuh keriput. Tapi bagi dunia jurnalistik, terutama bagi koran Suara Rakyat, nama Mbah Karti adalah legenda. Ia bukan sekadar wartawan, melainkan maestro kuli tinta, sosok yang mendedikasikan lebih dari separuh hidupnya untuk mengabdi pada kebenaran lewat tulisan.
KEMBALI KE ARTIKEL