Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Pelatihan Manajemen Kelompok Tani dan Vertikultur Sebagai Solusi Lahan Sempit di Perkotaan

10 April 2019   21:30 Diperbarui: 10 April 2019   22:06 243 0

Indonesia sebagai negara Agraris sangat kaya akan produk pertaniannya baik tanaman pangan atau tanaman obat-obatan bagi seluruh rakyatnya. Makin berkembangnya teknologi dan tingkat pertumbuhan penduduk yang semakin melonjak, kebutuhan lahan untuk pemenuhan kebutuhan manusia semakin tinggi. 

Akibatnya lahan-lahan pertanian teralih fungsikan menjadi lahan non-pertanian seperti pembangunan perumahan serta kawasan industri. Dibutuhkan adanya campur tangan pemerintah serta masyarakat dalam membangun kemajuan pertanian Indonesia dan meminimalisir adanya lahan pertanian yang teralihfungsikan.

Pelatihan manajemen kelompok tani serta penyuluhan tentang budidaya tanaman menggunakan cara vertikultur yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura di Kota Denpasar, Bali menjadi salah satu cara untuk memotivasi masyarakat khususnya petani yang bekerja di bidang pertanian untuk semakin mengembangkan diri.

Para ativis yang berperan serta andil dalam acara ini adalah Kabid pertanian yang bernama Ir.Gede Ambara Putra, didampingi oleh Kabid Teknik, Kabid Pemsaran, Kabid Program, serta PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan). Sasaran utama dalam pelatihan ini yang jelas adalah para petani, pelaku agribisnis, dan KWT (Kelompok Wanita Tani). 

Dalam sambutan yang dibawakan oleh Kadis Pertanian menyatakan bahwa sangat diperlukan kreatifitas dalam berusaha tani sehingga mampu mengubah mindset generasi muda yang seringkali berpikir bahwa pertanian itu identik dengan berkotor-kotor dan sedikit menghasilkan uang. Berikut adalah poin-poin yang disampaikan oleh anggota PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), Suryawanta yaitu :

1.Melakukan pejerjaan yang memang seharusnya dilakukan sekarang.
2.Memperhitungkan waktu perjalanan dengan baik.
3.Bersikap tegas khususnya terhadap diri sendiri.
4.Mempersiapkan waktu khusus untuk refreshing.
5.Serta sikap menghargai waktu.

Anggota PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), Suryawanta ini juga menyampaikan suatu materi tentang Manajemen Usaha Tani. Dalam materi tersebut beliau berkata tentang hal yang perlu dicermati dalam membangun SDM Pengelola Usaha Tani, seperti internal pelaku agribisnis yang dapat dilihat dari pengentahuan dan ketrampilannya, serta punya impian untuk maju, etos kerja, egoistik/keseimbangan emosi, dan yang terakhir adalah eksternal yaitu adanya pendukung keseluruhan.

Setelah peserta dianggap sudah cukup paham dengan beberapa materi tersebut, maka materi berikutnya adalah mengenal Tanaman Verticulture yang disampaikan oleh Ir.Ketut Tusta. Dalam mteri ini beliau menegaskan tentang manfaat dari penanaman dengan sistem Vertikulture diantaranya dapat menjadi salah satu alternatif pemanfaatan lahan/pekarangan di lahan sempit, dapat menghasilkan produk pertanian yang higenis dan bernilai tinggi apabila diusahakan dengan sistem organik, kebutuhan pasar akan produk pertanian sebaiknya diusahakan secara berkelompok serta terciptanya nuansa indah dan sejuk pada lingkungan. 

Salah satu hal yang menarik dalam pelatihan dan penyuluhan tersebut adalah diadakannya demo olahan produk pertanian yang diperagakan oleh Amna Hartiati, pelaku usaha Rumah Presto Catering yang pada saat itu menunjukkan cara mengolah jamur tiram menjadi nugget jamur, membuat pisang cokelat, serta selai nanas. 

Hal yang dilakukan tersebut diharapkan dapat memancig ide kreatif baru bagi peserta sesudah selesai menerima pelatihan dan penyuluhan dan kebali ke kelompok taninya nanti, terutama dalam turut mengembangkan KWT (Kelompok Wanita Tani).

Dapat diambil kesimpulan, bahwa sangat diperlukan adanya pelatihan dan penyuluhan dari pihak yang berpengalaman serta campur tangan pemerintah dan kerjasama masyarakat khususnya bagi pemecahan masalah para pertani di indonesia dalam pengelolaan usaha mereka dibidang pertanian dan teknik budidaya yang tepat akibat makin berkurangnya lahan pertanian. 

Namun teknik budidaya vertikultur ini hanya dapat ditanami oleh beberapa tanaman yang ringan saja seperti selada, seledri, pakcoy, dan tanaman hortikultura lainnya yang berbanding jauh dengan komoditas tanaman stategis. Diperlukan adanya peran serta pemerintah dan timbal balik dari masyarakat demi terciptanya swasembada pangan dan mengurangi tindakan alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian.
Sumber : https:pertanian.denpasarkota.go.id

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun