Tiga Prosa Lirih tentang Kota yang Bisu, Empati yang Mati, dan Rindu yang Batu
2 Maret 2021 21:40Diperbarui: 2 Maret 2021 22:3261641
(Kutulis puisi ini ketika genap setahun usia pandemi korona. Orang-orang kehilangan tempat berlindung. Suara-suara berlumur cemas terdengar di mana-mana. Pemerintah masih linglung, rakyat makin bingung.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.