Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Sajak Petani kepada Istrinya

24 April 2011   13:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:27 124 0
Di suatu petang di kuala

Keringat di dahimu bermunculan bagai titik-titik air di tutup kuali

Entah bagaimana, itu juga  yang mengingatkan aku pada biji-biji jagung muda, sayang

Di ujung sana, kau menggosok-gosokkan bajuku yang cokelat pudar pada batu

“Tanah ladang rupanya bisa membuat bajumu serupa baju yang lain,”  katamu sembari tertawa.

Batu dan baju itu setiap petang bagai sepasang kekasih yang harus berjumpa

Di petang yang lalu, pada tahun yang baru saja lewat

Kemarau datang dan tanaman di ladang kita begitu lekas menguning

Panen jadi ceracau di tengah malam

Hingga aku tak sanggup membelikanmu pasta gigi dan deterjen

Lalu kau bawa pulang setempurung pasir kuala

“Pengganti pasti gigi, moyang kita sebelum ada odol, memakai pasir kuala untuk membersihkan gigi,” katamu

sembari memamerkan gigimu yang putih tulang.

Musim itu juga anak-anak menjadi mudah marah di meja makan

Tapi bukan Inang, jika tak bisa menenangkan mereka dengan dongeng Dewi Sri

Dongeng yang kau baca di buku bahasa indonesia sewaktu sekolah dasar

Panen nanti sayang, sebuah dress warna jerau kusimpan di pasar malam

cocok sekali dengan kulitmu

Lusa kupinjam waktumu lagi

Kita gemburkan tanah sama-sama

L. 24.April.2011

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun