Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Umur, Tak Batasi Diri untuk Berkarya

16 Agustus 2021   10:00 Diperbarui: 16 Agustus 2021   10:17 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sidik dan karyanya (foto:koin)

Usia tidak membatasi dirinya untuk terus berkarya. Dengan bahan cat air, satu hari satu lukisan dia hasilkan dan harus segera diselesaikan. Tingkat kesulitan melukis di atas kertas berbeda jika melukis di atas kanvas. 

Lukisan di atas kertas cepat kering dan pencampuran warnanya dengan air mesti dikerjakan dengan teliti dan segera. Tidak sebagaimana dengan melukis di atas kanvas.

Umurnya menginjak 84 tahun tetapi semangatnya tidak kalah dengan mereka yang umurnya jauh lebih muda. Sidik W Martowidjojo, mengawali kesenangan melukis dengan cat air di tahun 1990an, saat usianya menginjak 50 tahun. Namun semangatnya mampu mengatasi laju umur yang tidak dapat dihentikan.

Bertempat di Pit Mabuk Art Venue kawasan Komplek Colombo 12 Mrican, Caturtunggal, Depok, Sleman Yogyakarta. Sebanyak 16 karya cat air dan 2 karya lukis dengan bahan dasar kanvas mulai dipamerkan di akhir pekan Minggu pertama bulan Agustus 2021.

Karya cat air Sidik (foto:ko in) 
Karya cat air Sidik (foto:ko in) 

Sidikscape, tajuk pameran tunggal kali ini. Sidik seniman senior ini lebih banyak memamerkan karya bernuansa alam dengan gaya Tiongkok digabung teknik lukisan Barat atau Eropa. Saat di temui di galerinya, Sidik mengaku dirinya belajar Chinese painting di Fujian, China Selatan.

Sidik (foto:ko in)
Sidik (foto:ko in)

Tahun 1993 Sidik mengunjungi Tiongkok, mempelajari berbagai lukisan karya para maestro lukisan cat air dengan kertas sebagai media lukisnya. Lima tahun kemudian, Sidik menggelar pameran tunggal untuk pertama kali di Griya Kencana, Yogyakarta.

Sidik memilih kertas sebagai media mengekspresikan diri dalam melukis karena kertas yang bernama shientze yang dibeli langsung dari Tiongkok atau China tahan sampai ribuan tahun tanpa restorasi.

Beda dengan cat yang menempel di kanvas dapat mengelupas setelah dimakan waktu. Selain itu, teknik melukis dengan cat air membutuhkan ketrampilan tersendiri, sebab warna yang sudah dicampur dan digoreskan di atas kertas tidak dapat diulang karena langsung terserap dan menyatu ke dalam kertas.

Teknik goresan kuas di atas kertas serta mencelupkan kuas dalam cat air atau disebut pit butuh ketrampilan tersendiri. Apa yang dilakukan Sidik menjadikannya dikenal seniman Pit Mabuk.

Galeri Pit Mabuk letaknya tidak jauh dari pusat kota dan beberapa perguruan tinggi terkemuka di Yogya, di seputaran Kolombo. Merupakan simbol semangat bagi seniman muda untuk tidak patah semangat dalam berkarya.

Galeri Pit Mabuk (foto:ko in)
Galeri Pit Mabuk (foto:ko in)

Apa yang dikatakan bukan omong kosong, belajar melukis cat air mulai di usia lebih dari

50 tahun tidak menghalanginya untuk berkarya. Bahkan dapat menorehkan beberapa prestasi. Lukisannya pernah dipamerkan di Millenium Gallery, Beijing, Tiongkok dan pernah dipajang di National Art Museum of China (NAMoC) Beijing.

Sidik merupakan pelukis pertama dari Indonesia yang menembus kurasi NAMoC dengan karya berbasis chinese painting. Prestasi yang luar biasa diraih oleh seniman yang belajar melukis di atas kertas dengan cat air, pada usia 50 tahun lebih.

Karya nuansa alam (foto;ko in)
Karya nuansa alam (foto;ko in)


Di tahun 2014 Sidik menjadi orang pertama Indonesia yang emperoleh penghargaan dari  Louvre International Art di Carrousel du Louvre, Paris, Prancis untuk lukisan pemandangan yang cukup panjang dan lebar. Berupa medaille d’Orc Peinture untuk lukisan pemandangan.

Lukisan Sidik lebih banyak menggambarkan tentang lanskap dan pemandangan alam, yang menurutnya banyak memberikan arti dan simbol kebijaksanaan serta keteduhan. "Semuanya biarkan berproses," ungkapnya di galeri yang juga sekaligus tempat tinggalnya.

Menurut beberapa pemerhati karya seni khususnya lukis, karya Sidik Martowidjojo kini cenderung bergeser ke arah abstrak. Hal itu dibenarkan oleh Sidik bahwa karya lukis cat airnya kini lebih berciri amorfik. Tidak jelas merepresentasikan bentuk atau peniruan terhadap benda di alam.

Seniman senior Sidik (foto:ko in)
Seniman senior Sidik (foto:ko in)


Sidik lahir  di Malang, 24 September 1937, memiliki nama Tionghoa Ma Tong Qiang. Untuk bisa menikmati karya lukisnya di galeri Pit Mabuk, Yogya perlu appointmen terlebih dahulu. Maklum masa PPKM. Waktu buka galeri dari pukul 10:00 sampai 16:00.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun