Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Lipatan, Ikatan, dan Tarikan Dab Anto sampai Huston, Texas

7 Desember 2018   16:40 Diperbarui: 7 Desember 2018   19:18 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shibori dari Yogya karya Dabanto (Foto: Ko In)

Bahkan shibori hasil kerja keras Anto dengan  melipat, mengikat, menjepit, menjahit dan menarik serta sentuhan seni dalam mewarnai kain. Memikat seseorang yang tinggal di Huston, Texas, Amerika Serikat untuk memesan sejumlah shibori karyanya. Tidak tanggung-tanggung 31 lembar kain shibori atau jumputan,  dalam satu bulan mesti Anto kirim ke Huston.

Selama ini Anto mempercayakan pengiriman lewat JNE. Saya bertanya mengapa memilih JNE. Menurut Anto yang memiliki brand produk atau karya dengan nama "Dabanto". Karena saat melakukan pengiriman, dirinya dapat memantau sampai dimana barang kirimannya. Sehingga dapat memberi tahu costumernya sebagai upaya menjaga kepercayaan dan menjaga relasi.

Foto : JNE.co.id
Foto : JNE.co.id
Rumah produksi dab Anto  terletak di Jl. KH. Agus Salim 26 Yogyakarta. Tidak jauh dari Kraton Yogya kira-kira 500 meter jaraknya.

Jika berkunjung ke Kraton atau Taman Sari Yogya dengan bus. Biasanya bus parkir di terminal khusus bus wisata Ngabean. Selanjutnya jalan kaki atau naik becak menuju ke Kraton melewati  Jl. KH. Agus Salim. Salah satu rumah di jalan tersebut,  rumah produksi Shibori karya Arief Adrianto dengan brand "Dab Anto" berada.

Brand Shibori Dabanto (Foto: Dabanto)
Brand Shibori Dabanto (Foto: Dabanto)
"Dab" itu bahasa slank remaja Yogya yang sempat populer tahun 1980an, yang diambil dari huruf Jawa "Ho no co ro ko" yang sudah dibolak balik dengan rumus tertentu. Sehingga kata "dab" itu sebenarnya berarti  "mas".

Anto mengaku belajar kerajinan tekstil shibori hanya coba-coba atau iseng karena ditawari ada pelatihan Shibori. Saya sempat ditunjukkan karya pertamanya. Muka Anto seolah berusaha menutupi rasa malu karena karya pertamanya  jauh dari kata sempurna.

Karya pertama Dabanto (Foto: Ko In)
Karya pertama Dabanto (Foto: Ko In)
Shibori karya Dabanto (Foto:Ko In)
Shibori karya Dabanto (Foto:Ko In)
Shibori teknik dye resist, teknik yang menggabungkan lipat, ikat, tekan atau jepit, jahit dan tarik pada kain. Awalnya dari Jepang. Untuk memanipulasi bentuk supaya warna tidak menyerap ke beberapa bagian kain. Teknik ini hampir sama dengan teknik jumputan di Indonesia. Bedanya, setiap  teknik shibori memiliki nama khusus yang memiliki arti tersendiri.

Saat menekan, menjepit, mengikat menggunakan media bantu dengan seperti stick kayu es krim. Terkadang dengan uang logam atau kelereng. Yang merupakan pengembangan teknik mengikat shibori. Bahkan Anto memanfaatkan serutan es batu untuk membuat pola-pola yang unik.

Standar dan improvisasi karya Dabanto (Foto: Ko In)
Standar dan improvisasi karya Dabanto (Foto: Ko In)
"Serutan es batu dimasukkan ke dalam plastik. Diselubungi kain putih kemudian diikat. Saat es  mencair, serapan kain terhadap warna akan membuat pola yang unik dan menarik," jelasnya dengan penuh antusias.

Berani dengan mix warna

Pemberian warna pada teknik shibori selama ini cenderung menggunakan warna dasar  sehingga hasilnya terkesan monoton. Kurang memiliki daya tarik. "Tidak ngejreng. Aku gak suka yang ngedoff. Aku mencoba bermain warna sementara pengrajin lain tidak berani. Dan ketika mereka melihat hasilnya. Mereka ingin belajar teknik tersebut," ujar Anto .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun