Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia krn tak sedikit yg berat beban hidupnya

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Mahasiswa antara Seni dan Sapi

23 Agustus 2017   21:30 Diperbarui: 23 Agustus 2017   22:02 1420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sapi belajar seni grafiti...? (Foto:Ko In)

Dengan mencermati pilihan warna serta pola goresan di gambar akan memudahkan menemukan inti persoalan yang sedang dihadapi teman-teman mahasiswa. Salah satunya seorang perempuan yang belum lama  lulus program S1. Dia mengaku sama sekali tidak mengetahui tentang seni apalagi nilai-nilai estetika atau keindahan.

Sedikit sentuhan seni (Foto:Ko Ini)
Sedikit sentuhan seni (Foto:Ko Ini)
Saat ditanya mengapa  klonthongan, bel besar yang tergantung di leher sapi diberi warna hijau. Dia balik bertanya dan terkejut. "Lho.., saya kira ini mulut sapi...!", katanya sambil ketawa terbahak-bahak. Saya hanya dapat tersenyum dan geleng-geleng.   Bahkan saat ditanya mengapa telinga sapi diberi warna yang berbeda. Menurutnya telinga sapi itu diberi warna gelap karena dilihat dari arah sebaliknya atau belakang. "No comment, deh......".

Persepsi setiap orang berbeda akan segala sesuatu terkait dengan pengetahuan yang dimiliki. Namun minimnya pengetahuan, kurangnya pemahaman tentang nilai estetika bukan jadi hambatan seseorang untuk mengekspresikan diri. Sekaligus bukan halangan menjadikan orang ingin mengenal  seni.

Beberapa hari kemudian hasil gambarnya yang asli saya kirim lewat whatsapp dan gambar yang sudah mendapat tambahan warna.  Dia sangat senang dan terpikir untuk mengecat ulang kamarnya.  Ada kesan gembira dalam pesan yang dikirimnya. Hasil coretan mewarnai gambar sapi dipasang jadi foto profilnya di medsos.

Ketika seseorang bangga dengan karya sendiri. Maka muncul keberanian untuk melakukan hal-hal yang diluar rutinitas atau kebiasaan. Menjadikannya lebih percaya diri sehingga  terpancar  kegembiraan di wajahnya. Saat ini saya sedang menunggu laporan jika kamarnya sudah dicatnya sendiri. Ah...., itu akan menjadi kabar yang  menggembirakan bagi saya. 

Ragu mewarnai.......(Foto: Ko In)
Ragu mewarnai.......(Foto: Ko In)
Berbeda lagi dengan salah satu teman  mahasiswa yang kebingung menyusun tesis karena dosennya sulit untuk ditemui. Bingung menentukan judul walau semangatnya luar biasa manakala berdiskusi, mengupas judul tesisnya. Namun nampaknya dia terlalu hati-hati, takut dan peragu. Tergambar dari cara mewarnai gambar sapi. 

Kenapa kepala sapi  merah? Tanya saya dan dengan tegas dia  menyebutkan merah itu warna semangat jadi dalam berpikir harus terus semangat dan menunjukkan keberanian pantang menyerah. Semangatnya memang luar biasa. 

Siap satu pilihan (Foto; Ko In)
Siap satu pilihan (Foto; Ko In)
Dan pernah tengah malam, mendekati pergantian hari dia whatsapp saya. Minta waktu untuk berdiskusi tentang tesisnya. Sambil memaksa membuka mata, saya layani beberapa pertanyaannya. Akibatnya ada beberapa tulisan yang gak nyambung, ngantukkk.... Sayang, semangat itu kadang dibantahnya sendiri lewat aneka macam keraguan yang menyelimuti keberanian berpikirnya.

Kreatif...................(Foto: Ko In)
Kreatif...................(Foto: Ko In)
Manakala gambarnya saya tambah pola dan warna. Komentarnya, "kreatif." .  Maka saya meminta dirinya untuk lebih kreatif.  Untuk berani mengambil resiko. Berani mengambil pilihan. Jangan "pelit" aksi. Gagasan baik akan sia-sia jika hanya disimpan di kepala namun akan menjadi lebih bermanfaat jika diaplikasikan. Dan jawabnya, siap....siap.....

Tidak ada yang salah dari setiap coretan dan warna teman-teman mahasiswa di gambar sapi. Karena setiap warna yang digoreskan di atas kertas adalah bagian dari gambaran persoalan hidup yang sedang mereka alami. Sebagai  teman saya mencoba memahami isi hati  dan isi kepala lewat warna-warna pilihan mereka di atas kertas. Faber-Castell cukup membantu saya dengan memberikan pilihan sepuluh macam  warna.

Menjalani hidup itu tidak mudah namun bukan berarti tidak memiliki kesempatan untuk tertawa dan menikmati keindahan lewat berbagai macam bentuk seni. Sebaliknya, dengan seni tidak sedikit kesulitan hidup mudah dipecahkan atau ditemukan jalan keluarnya. Salah satunya dengan cara mewarnai gambar sapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun