Mohon tunggu...
Klub Menulis HPIM
Klub Menulis HPIM Mohon Tunggu... Akuntan - OBOR

Akun Resmi Klub menulis Himpunan Pelajar Indonesia Ma'had di Mesir.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita di Malam Berbintang

14 Agustus 2021   17:54 Diperbarui: 14 Agustus 2021   18:01 5810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Arina Shofa Fikariyyah

            Malam ini terlihat sangat cantik, bintang-bintang bertaburan dengan kerlap-kerlipnya, dan bulan yang begitu menawan. Angin berhembus membuat kerudung Keenan bergoyang. Keenan selalu suka bintang-gemintang, apalagi ditemani secangkir kopi. Ia tidak pernah melewati scene terbaiknya di malam hari.

            Hampir setiap hari, Keenan menumpahkan semua isi hatinya di rooftop apartemen. Baginya, tempat itu tenang dan mudah dijangkau, yang menjadi tempat favoritnya selama ini. Tidak lupa dengan buku dan pulpen favoritnya untuk menuliskan kejadian-kejadian yang ada di dalam hati dan pikirannya.

             Akhir-akhir ini Keenan terlihat seperti banyak sekali masalah yang dipikirkan, sehingga mungkin menjadi beban bagi dia yang masing terbilang kecil.

      "Astaghfirullah"

            Keenan menengadahkan kepalanya ke langit. Tak terasa mata yang sedari tadi memanas menahan tangis, akhirnya buliran kristal bening itu mengalir di pipi lembutnya.

            Keenan mengingat kejadian enam tahun yang lalu. Saat keluarga kecil itu melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Yogyakarta dengan keadaan hujan yang mengguyur sangat hebat, ditambah lampu-lampu di pinggir jalan terlihat remang-remang, membuat penglihatan Ayah Keenan tidak terlalu jelas.

            Tidak disangka, mobil itu akhirnya masuk ke jurang yang sangat dalam. Dengan keadaan yang seperti ini, kemungkinannya jika berteriak meminta pertolongan, hanya 0,001 persen orang yang mendengar. Orang-orang yang ada di dalam mobil sudah tidak ada yang sadarkan diri, kecuali Keenan yang hanya setengah sadar. Samar-samar terlihat beberapa orang yang menemukan mobil mereka, dan mereka segera dilarikan menuju rumah sakit terdekat.

Hanya Keenan yang selamat dari kecelakaan tunggal itu. semua anggota keluarga yang ada di dalam mobil sudah mendahului Keenan. Bagaimana bisa Keenan kecil hidup tanpa orang tua dan kakak-kakak tersayangnya? Bahkan Keenan pun juga harus menerima kondisi baru dia dengan satu kakinya.

Seorang Keenan kecil yang baru berusia lima tahun akhirnya dititipkan dan tinggal bersama neneknya, tapi mungkin sulit bagi Keenan kecil untuk mengikhlaskan kejadian itu. Ia menangis sejadi-jadinya. Berhari-hari, berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, bengkak di matanya tak pernah luput dari wajah yang masih imut.  

Bahkan saking sayangnya Keenan dengan keluarga, ia tidak memikirkan dirinya yang sekarang hanya memiliki satu kaki. Keenan hanya ingin keluarganya kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun