Mohon tunggu...
Klea Chandra
Klea Chandra Mohon Tunggu... Mahasiswa IPB University

Saya suka membaca isu-isu mengenai agribisnis yang sedang terjadi di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Komposita, Kegiatan Pengolahan Sampah Organik Menjadi Pupuk

18 Agustus 2025   09:28 Diperbarui: 18 Agustus 2025   09:28 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Komposita Cibeureum Wetan (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

dSetiap tahun, IPB University mengirimkan mahasiswanya untuk menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di berbagai daerah di Indonesia. Program KKN ini terbagi dalam 2 jenis, yaitu KKN Tematik dan KKN Literasi. KKN Tematik merupakan program pengabdian masyarakat yang difokuskan pada isu tertentu yang relevan dengan kondisi lokal, 

sementara KKN Literasi merupakan hasil kerja sama dengan Perpustakaan Nasional untuk meningkatkan literasi serta menyediakan fasilitas edukatif bagi anak-anak. Tujuan utama dari KKN ini adalah untuk memberi mahasiswa pengalaman langsung di lapangan, meningkatkan kemampuan interpersonal, serta mendorong kontribusi nyata terhadap masyarakat agromaritim. Selama menjalankan KKN selama 40 hari, mahasiswa dituntut mampu menciptakan program inovatif atau pengembangan SDM yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa setempat.

Salah satu program yang digagas oleh mahasiswa KKN IPB di Desa Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang adalah "KOMPOSITA: Pupuk Kompos dari Limbah Rumah Tangga." Program ini lahir dari hasil pemetaan potensi desa dan difokuskan pada pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos menggunakan EM4. Kegiatan dilaksanakan pada Sabtu, 12 Juli 2025, di Rumah Pintar Al-Barokah, dengan melibatkan kelompok ibu-ibu PKK dan KWT. Pemilihan sasaran program ini didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian besar perempuan dewasa di desa tersebut bekerja sebagai petani dan ibu rumah tangga, yang erat kaitannya dengan pengelolaan sampah dapur dan kebutuhan akan pupuk tanaman.

Gagasan pelaksanaan program ini bermula dari hasil pengamatan terhadap kondisi desa, di mana mayoritas warga dari dua dusun bekerja di sektor pertanian, seperti tanaman palawija, sayuran kebun, serta budidaya hidroponik. Selain itu, adanya Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) di sekitar desa juga menimbulkan keresahan warga dan aparat karena mengganggu kelestarian lingkungan.

Sebagai mahasiswa yang peduli terhadap permasalahan lingkungan, tim KKN IPB berinisiatif untuk memberikan solusi sederhana yang bisa dijalankan langsung oleh masyarakat. Harapannya, kegiatan ini bisa menjadi langkah awal menuju pengelolaan sampah yang lebih baik dan menjadi kebiasaan positif yang terus berlanjut.

Rangkaian Kegiatan KOMPOSITA

Pelaksanaan program KOMPOSITA meliputi penyampaian materi edukatif mengenai cara membuat pupuk kompos secara sederhana, disertai dengan demonstrasi langsung. Untuk memudahkan pemahaman, mahasiswa juga membagikan brosur yang berisi langkah-langkah praktis. Ibu-ibu yang hadir dilibatkan secara aktif dalam praktik pembuatan kompos, agar mereka dapat mengaplikasikannya secara mandiri di rumah masing-masing. Bahan yang digunakan pun sangat mudah ditemukan, antara lain sampah organik, cairan EM4, gula yang telah dicairkan, wadah tertutup, alat pengaduk, dan pisau untuk mencacah sampah.

Proses pembuatan pupuk ini menggunakan metode fermentasi anaerob selama kurang lebih tiga minggu, tergantung jumlah sampah dan kadar EM4 yang digunakan. Setelah kegiatan sosialisasi selesai, mahasiswa melakukan monitoring rutin setiap tiga hari untuk mengamati perkembangan kompos dan memberikan pendampingan. Namun, selama proses tersebut ditemukan kendala berupa munculnya bau tak sedap pada kompos yang sedang difermentasi. Hingga kini, belum ada tindakan korektif yang dilakukan, sehingga evaluasi lebih lanjut perlu dilakukan untuk memastikan keberhasilan program.

Meski demikian, kegiatan ini berhasil memberikan keterampilan dasar kepada warga mengenai pengolahan sampah organik yang diharapkan bisa terus dikembangkan secara mandiri oleh masyarakat.

Harapan Ke Depan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun