Mohon tunggu...
Komodo Lawyers Club
Komodo Lawyers Club Mohon Tunggu... Jurnalis - Labuan Bajo, Manggarai Barat,NTT

KLCNews dan Investigator

Selanjutnya

Tutup

Humor

HONDA, TKD dan TEKO, Pemda Mabar Akan Berhentikan 2000-anNya

16 Juli 2021   21:21 Diperbarui: 16 Juli 2021   23:14 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Jon Kadis, SH / Sekjend KLC Labuan Bajo

TKD adalah singkatan dari Tenaga Kontrak Daerah. WAkil Bupati Manggarai Barat dr. Yulianus Weng sebut begitu di salah satu media online yang saya baca. Tapi di media itu menyebut dengan singkatan TEKO (Tenaga Kontrak). Kemudian ada reaksi salah satu netizen di efbe yang bernada sedih. Rupanya dia ini TEKO berasal dari desa. Dia menulis bahwa kata TEKO itu sungguh tidak etis dalam bahasa daerah Manggarai. Lebih terhormat menghargai sesama dengan TKD.

Dalam bahasa Manggarai, kata TEKO itu berarti sejenis umbi, jelasnya Ubi Talas. Termasuk makanan cadangan di musim kemarau & kelaparan tempo dulu, selain makanan pokok 'beras'. Pada periode beberapa Bupati sebelumnya, TKD ini dikenal dengan singkatan HONDA, Honor Daerah.

Saya tidak pada posisi pendapat pro atau kontra dengan kebijakan Bupati Mabar pada masa krisis akibat pandemik ini. Saya menulis tidak lebih dari sisi bahasa. Kebetulan bahasa ibu saya adalah bahasa daerah Manggarai juga. Tujuan lebih jauh dari tulisan ini agar kebersamaan hidup di Mabar baik adanya. Persatuan kita dalam berbangsa tetap utuh, walau pada masa sulit ekonomi dalam masa pandemik. Tetap menghormati satu sama lain, harus paham bahwa baik pemerintah maupun rakyat sama-sama menghadapi masa sulit, tapi tetap berusaha supaya tetap utuh dalam hidup berbangsa.

Rakyat harus tetap pada prinsip konstitusi negara bahwa pemerintah tetap pada posisi good govermant untuk rakyat dalam kondisi apapun. Untuk aspek bahasa tadi, berikut ulasan saya apa adanya. Maaf, beberapa ditulis dalam bahasa daerah Manggarai, tapi ada terjemahannya  supaya jelas rasa bahasanya.

HONDA, TKD dan TEKO


Dulu namanya HONDA. Kemudian TEKO, nama yg yg ditulis oleh mereka yg selalu disamping ketiaknya, sementara yg empunya ketiak sebut TKD. Narasumber sebut benar, yang tulis sebut sendiri semaunya. Penulis di samping ketiak ini berasal dari kampung, sekolah di kota, yg bahasa ibunya adalah Manggarai, dan ia tahu persis bahwa TEKO itu sejenis Ubi di kampung.

HONDA

Yang dulunya nama HONDA itu, kebanyakan lahir dan dibesarkan di kampung. Keren, meski HONDA. Jaman awal itu tidak ada HONDA di kampung.

Sebutan HONDA itu masih keren, tanpa singkatan, bahasa sehari-harinya adalah untuk kendaraan besi pabrik impor dari luar negri, Jepang, kendaraan bermotor.

Sekali lagi "keren". Honda ini bukan dari kampung. Kalau TEKO, itu ubi dari kampung. Beda jaoh pak!

Pemilik ketiak saja menghargainya dgn sebutan TKD. Itu kata netizen. Maaf, pemilik ketiak ini maksudnya Bupati/Wakil dalam kebersamaannya dengan beberapa wartawan muda. 

Bupati/Wakil ini adalah orang terhormat, karena dia sebut kata terhormat, TKD. Sedangkan penulis berita tidak sesuai narasumber yang terhormat itu, ia malah menulis TEKO, oleh karena itu ia pas disebut orang tidak terhormat, turunan pengomsumsi TEKO dari kampung.

RITI TEONG TEKO

Ada sastrawan asli Manggarai Barat, yg kini dosen di Bima,namanya Bapak Usmand Ganggang, pernah menulis cerpen atau puisi ya, saya lupa-lupa ingat, antara lain, " riti teong TEKO". Itu nama satu jalan kaki mendaki dari kampung Rempong menuju Rekas.

Dulu murid esde dari Rempong berangkat pagi pergi sekolah di Rekas, Bawa bekal, antara lain TEKO. Karena jalan mendaki dengan hati-hati, tangan pegang nyantol di pohon-pohon, maka bekal TEKO diikat di pinggang, dan TEKO itu nyaman di lengas riti ( diantara paha pantat).

Menurut Pak UG, tempat tersebut dulu terkenal dgn nama "TUKE RITI TEONG TEKO" (tebing pendakuan pantat tegantong umbi teko). Hingga sekarang. Ingat, TEKO itu tempatnya di lengas riti, di belakang. (lengas = celah. Riti = pantat). Jangan salah sebut, huruf K diganti L, karena yang L itu posisinya di lengas depan.

Menurut Pa Usmand, kalau dalam pendakian itu TEKO terjatuh, maka yang disalahkan adalah yang huruf L di depannya, krn temannya maki te*o gau, gecokdempo!!!

Begitulah. Mari biasakan menggunakan kata terhormat di Mabar. Jauhkan kata yang menyinggung perasaan sesama kita dari desa. Mari gunakan kata TKD, bukan TEKO.

*** Ngopi sambil makan TEKO di Labuan Bajo, juga sambil membaca status efbe netizen atas reaksi rencana Bupati untuk merumahkan sebagian besar TKD Manggarai Barat

Penulis : Jon Kadis, SH (Sekjend KLC Labuan Bajo)

Foto : Jon Kadis ,SH
Foto : Jon Kadis ,SH

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun