1. Diksi
Penjelasan:
Diksi itu sebenarnya cuma soal pemilihan kata. Dalam puisi, penyair biasanya pilih kata-kata yang pas banget buat nyampein perasaan atau suasana. Kata yang dipakai bisa bikin puisi terasa sedih, bahagia, atau bahkan penuh harapan.
Contoh puisi:
Di ujung senja kulukis luka,
Langit menangis bersama jiwa,
Bayangmu hanyut di arus waktu,
Cinta tersesat di rimba ragu.
Keterangan:
Kata-kata kayak senja, luka, menangis, hanyut, tersesat itu dipilih untuk tunjukin rasa kehilangan. Jadi, bukan kata sembarangan, tapi dipilih supaya maknanya lebih dalam.
2. Imaji
Penjelasan:
Imaji itu gambar yang muncul di pikiran pas kita baca puisi. Biasanya bisa bikin kita ngebayangin pemandangan, suara, bau, atau rasa dari kata-kata yang ada. Jadi, kayak bikin puisi terasa lebih nyata.
Contoh puisi:
Kulihat mentari semburat jingga,
Kudengar burung bersenandung mesra,
Kucium aroma tanah basah,
Kurasakan embun menyapa jiwa.
Keterangan:
Di situ ada yang bisa dibayangin dengan mata (mentari jingga), telinga (burung bernyanyi), hidung (bau tanah), sama kulit (embun menyentuh). Itu semua disebut imaji.
3. Rima
Penjelasan:
Rima itu kesamaan bunyi di akhir baris puisi. Jadi pas dibaca, puisinya jadi lebih enak didengar dan kadang juga gampang dihafal.
Contoh puisi:
Hujan turun membasahi hati
Rintiknya lirih bernyanyi sunyi
Kenangan lama datang menghampiri
Membawa luka yang tak henti
Keterangan:
Semua barisnya diakhiri bunyi "-i", jadi rimanya sama. Ini disebut rima akhir dengan pola yang sama (AAAA).
4. Irama
Penjelasan:
Irama itu kayak alur atau nada pas baca puisi. Bisa dilihat dari panjang-pendek baris, jumlah katanya, atau tekanan waktu dibaca. Fungsinya biar puisinya tidak datar, tapi lebih hidup.
Contoh puisi:
Langit biru membisu
Bulan pucat merayu
Angin malam mengadu
Pada bintang yang syahdu