Mohon tunggu...
KKN159BLETOK
KKN159BLETOK Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobby menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pesona Budaya dan Potensi Ekonomi Desa Bletok

24 Juli 2023   10:04 Diperbarui: 24 Juli 2023   10:05 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Balai Desa Bletok, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo (Dokpri)

" PESONA BUDAYA DAN POTENSI EKONOMI DESA BLETOK"

Desa Bletok, KKN UMD 159 - Desa Bletok, sebuah permata tersembunyi di Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo, memiliki daya tarik tersendiri. Dengan keindahan alamnya yang mengagumkan, Desa Bletok telah menjadi tempat tinggal bagi 2.941 jiwa penduduk yang hidup rukun dalam empat dusun: Dusun Pesisir, Dusun Krajan, Dusun Kidul, dan Dusun Taman.

Pemandangan cantik Pantai Bletok yang terletak hanya sekitar 12 km dari Besuki dan 27 km dari Pusat Kota Situbondo telah menjadikan Dusun Pesisir sebagai tempat dimana mayoritas masyarakatnya menjadi nelayan. Mereka berhasil menghidupi keluarga dengan hasil tangkapan ikan, udang, dan kerang. Dari keberagaman sumber daya yang ada di Desa Bletok dapat mengembangkan kreativitas masyarakat menjadi kegiatan kerajinan. Pengelolaan kerajinan daerah, yang banyak diproduksi oleh masyarakat, menghasilkan karya-karya seperti gorden, baki makanan, dan tempat tisu dari cangkang kerang. Namun, perlu pemahaman akan pentingnya pemanfaatan hasil pertanian dan perikanan dengan lebih efisien guna meningkatkan nilai jualnya.

Mata pencaharian pedagang mayoritas berada di Dusun Kidul, yang merupakan pusat perdagangan Desa Bletok. Masyarakat di sini berdagang dengan berbagai produk unggulan, termasuk kue macu, kue tradisional legendaris warisan leluhur Situbondo. Bu Jumriana, pengusaha kue macu, berbagi kiatnya tentang pembuatan kue dengan sentuhan tradisional dan sentuhan modern yang tetap mempertahankan cita rasa aslinya.

Dusun Taman, sebagaimana namanya, merupakan tempat dimana mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Mereka menanam padi, jagung, cabe, terong, dan tanaman lainnya. Tetapi, hasil panen mereka cenderung dijual ke tengkulak, tanpa usaha untuk menambah nilai jualnya. Hal ini juga mememnuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka.

Tidak hanya memiliki potensi ekonomi yang melimpah, Desa Bletok juga mempertahankan tradisi dan budaya yang kaya. Setiap dusun memiliki kegiatan keagamaan yang berkembang seperti pengajian dan peringatan ibadah haji bagi warga yang baru kembali dari Tanah Suci serta, perayaan yang paling menarik yaitu budaya "Petik Laut". Budaya ini digelar oleh para nelayan di Dusun Pesisir yang dilakukan setahun sekali sebagai bentuk ucapan syukur dan doa untuk keberkahan dan keselamatan mereka saat melaut. Petik Laut diwarnai dengan pagelaran ketoprak yang meriah di malam harinya, menjadi peristiwa yang dinantikan oleh seluruh masyarakat Desa Bletok. Menurut Ibu Zahro salah satu warga Desa Bletok, "Budaya petik laut biasanya diadakan setahun sekali yang digelar warga yang mayoritas sebagai nelayan ini setiap pertengahan bulan Suro atau Muharam. Kegiatan inti dari petik laut ialah pelarungan sesaji ke tengah laut, sesaji itu disatukan dalam sebuah perahu kecil yang berisi bermacam-macam seperti kepala sapi, tumpeng dan lain lain.

Meski memiliki potensi besar, masih banyak peluang yang dapat digali oleh masyarakat Desa Bletok untuk mengoptimalkan hasil pertanian, perikanan, dan kerajinan mereka. Kolaborasi dengan anggota KKN UMD 159 dapat menjadi kunci untuk memperluas jangkauan pemasaran dan meningkatkan nilai jual produk mereka hingga keluar kota seperti Jogja, Bali, dan Jakarta.

Desa Bletok adalah surga yang menyimpan pesona budaya dan potensi ekonomi yang melimpah. Semoga kekayaan alam dan tradisi yang dimiliki oleh desa ini akan terus dijaga dan dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakatnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun