Sukorejo - Permainan bola bakar dikenal juga dengan nama lain slag ball. Permainan bola bakar disebut juga dengan bola pukul yang berasal dari belanda, selain menggunakan bola, tongkat pemukul, dan tiang bendera permainan ini juga menggunakan kotak pembakar yang kemudian dikenal dengan istilah bola bakar. Permainan ini dimainkan oleh 2 regu dimana masing-masing regu beranggotakan 12 pemain.
Pada jumat (18/6) mahasiswa KKN UM Desa Gunting Universitas Negeri Malang yang dibimbing oleh Bapak Tomy Rizky Izzalqurny, S.E., M.S.A selaku dosen pembimbing lapangan dan penanggung jawab program ini adalah Izmi Anggun Maimunah, Triya Wulandari, dan Aulia Permatasari melaksanakan kegiatan pelatihan olahraga bola bakar di lapangan SDN Gunting 1 Desa Gunting Kecamatan Sukorejo, dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas 5 dengan jumlah sebanyak 15 siswa dari total siswa 32 siswa, yang sebelumnya sudah mendapatkan izin dari wali kelas untuk melakukan program ini, tak lupa juga Kepala Sekolah SDN Gunting 1 memberikan izin dengan senang hati untuk dapat melaksanakan program pengabdian berupa pelatihan olahraga di sekolah tersebut. Sebelum memasuki ruang kelas dan mengikuti kegiatan ini seluruh siswa di wajibkan untuk mencuci tangan dan dilakukan pengecekan suhu dengan thermometer gun, jika masih terdapat siswa yang belum memakai masker akan diberi masker untuk dipakai.
Pembelajaran diawali dengan perkenalan dengan mahsiswa KKN PULKAM Wilayah 02 dengan menyebutkan nama masing-masing. Dilanjutkan dengan pemaparan materi dari beberapa poin-poin penting yang harus diketahui tentang permainan bola bakar. Interaksi dua arah dan tanya jawab dilakukan selama proses pembelajaran langsung yang disampaikan oleh  mahasiswa KKN Pulkam yaitu saudari Izmi Anggun Maimunah merupakan mahasiswa Univeritas Negeri Malang yang sedang menempuh program studi S1 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.
Setelah penjelasan materi yang dirasa siswa sudah memahami dengan cermat. Dilanjutkan dengan praktik langsung di lapangan, dimana 15 siswa dibagi menjadi regu A dengan 8 siswa dan regu B dengan 7 siswa. Berjalan selama 30 menit 1 permainan, yang kemudian para siswa meminta tambahan permainan karena merasakan kesenangan dalam permainan ini. Setelah permainan selesai para siswa dipimpin untuk melakukan pendinginan dengan tujuan agar tubuh tidak memar dan merasa kelelahan yang berlebih. Dilanjutkan dengan berdoa dan membagikan penghargaan dan melaksanakan sesi foto bersama sebagai dokumentasi laporan. Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yaitu menggunakan masker. Saat siswa akan pulang tak lupa untuk tos sebagai bentuk hormat dan terimakasih dan tentunya dengan tetap menjalankan protokol kesehatan dengan mencucui tangan setelah melaksanakan tos. Dengan adanya permainan bola bakar ini, banyak siswa yang mengaku senang dan tidak merasakan kebosanan saat pembelajaran berlangsung. Dengan harapan anak-anak Desa Gunting dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam menangkap, melempar, dan memukul bola. Selain itu, program ini memiliki harapan yang besar agar pihak sekolah memberikan dukungan dalam hal sarana dan prasarana guna untuk meningkatkan prestasinya.
