Tim mahasiswa dari Program Pengabdian Masyarakat (KKN) Desa Penggarit mengadakan kegiatan sosialisasi tentang pengelolaan sampah rumah tangga sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran warga dalam menjaga kebersihan lingkungan sambil memanfaatkan sampah rumah tangga agar lebih bermanfaat.
Setiap hari, rumah tangga menghasilkan sampah, baik organik maupun anorganik. Jika dibiarkan menumpuk tanpa penanganan yang tepat, sampah dapat menimbulkan bau tidak sedap, menarik penyakit, dan mencemari lingkungan sekitar. Oleh karena itu, masyarakat perlu memahami perbedaan antara sampah organik (seperti sisa sayuran, buah, nasi basi, dan daun kering) yang dapat didaur ulang, dan sampah anorganik (seperti plastik, botol, dan kaleng) yang lebih sulit terurai dan memerlukan daur ulang.
Dalam kegiatan ini, tim KKN memperkenalkan metode sederhana untuk mengolah sampah organik rumah tangga menggunakan bahan tambahan yang mudah ditemukan, seperti air beras, dedak, dan kapur dolomit. Proses fermentasi sederhana ini dapat menghasilkan pupuk organik cair dan padat, serta pakan tambahan untuk ternak.
"Kami berharap masyarakat Desa Penggarit dapat melihat sampah tidak hanya sebagai masalah, tetapi juga sebagai peluang. Dengan pengelolaan yang tepat, sampah dapat menjadi sumber manfaat, baik bagi lingkungan maupun ekonomi keluarga," kata salah satu anggota tim KKN.
Warga terlihat antusias mengikuti sosialisasi, terutama ketika ditunjukkan contoh hasil olahan sampah yang bisa langsung digunakan untuk tanaman dan ternak. Harapannya, kegiatan ini mampu menumbuhkan kebiasaan baru untuk lebih bijak mengelola sampah sejak dari rumah.
Melalui sosialisasi ini, tim KKN Desa Penggarit berharap desa dapat menjadi teladan dalam pengelolaan sampah rumah tangga yang mandiri, sehat, dan berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI