Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaboratif membawa angin segar bagi dunia pertanian di Desa Pesanggrahan melalui program inovatif bernama "GEMAPUK" atau Gerakan Masyarakat Pemupukan Efisien dan Tepat Guna. Program ini tak hanya fokus pada efisiensi penggunaan pupuk, tetapi juga menjawab keluhan para petani: sakit punggung akibat harus terus membungkuk saat memupuk.
Berawal dari pengamatan di lapangan, para mahasiswa menemukan dua tantangan besar yang dihadapi petani. Pertama, pemborosan pupuk yang sering terjadi akibat teknik pemupukan yang kurang tepat. Kedua, keluhan sakit punggung yang umum dialami karena petani harus membungkuk berulang kali saat memupuk lahan. Kondisi ini tidak hanya mengurangi kenyamanan bekerja, tetapi juga dapat mempengaruhi produktivitas jangka panjang.
Menjawab permasalahan tersebut, mahasiswa inisiatif memperkenalkan inovasi alat bantu pemupukan sederhana namun efektif yang dibuat dari pipa paralon. Dengan desain sederhana, alat ini membantu pupuk tepat di pangkal tanaman tanpa petani harus membungkuk. Hasilnya, proses pemupukan menjadi lebih cepat, tepat sasaran, dan mengurangi risiko cedera otot maupun nyeri punggung.
Sebelum alat digunakan, mahasiswa KKN terlebih dahulu memberikan pelatihan dan penyuluhan tentang jenis-jenis pupuk, dosis yang tepat, dan teknik pemupukan berimbang. Sesi ini menjadi momen interaktif, petani bertanya, berdiskusi, bahkan berbagi pengalaman mereka selama bertahun-tahun mengolah lahan.
Puncaknya adalah demonstrasi lapangan. Para petani mencoba langsung alat GEMAPUK, dan banyak yang terlihat kagum dengan kemudahan penggunaannya. "Biasanya harus jongkok dan bungkuk berkali-kali, sekarang tinggal berdiri saja. Lebih cepat dan punggung tidak pegal," ujar Pak Sukardi, salah satu petani senior desa, sambil tersenyum puas.
"Pertanian bukan hanya soal hasil panen, tetapi juga soal keberlanjutan dan kesejahteraan petani. GEMAPUK adalah langkah kecil, tetapi punya dampak besar," tutur salah satu anggota tim KKN.
Dengan semangat gotong royong dan penerapan teknologi sederhana yang tepat sasaran, Desa Pesanggrahan membuktikan bahwa inovasi tidak selalu harus mahal dan rumit. Terkadang, perubahan besar bisa dimulai dari sebuah pipa paralon dan kepedulian terhadap kesehatan para petani.
"Mayoritas petani di sini sudah berumur, jadi alat ini membantu mereka tetap produktif sambil menjaga kesehatan tubuh, terutama punggung," ujar salah satu mahasiswa KKN saat sosialisasi.
Dengan inisiatif ini, petani tak hanya mendapatkan ilmu baru, tetapi juga keterampilan praktis yang langsung bisa diterapkan di lahan mereka. Harapannya, GEMAPUK dapat membantu menghemat biaya produksi, meningkatkan hasil panen, sekaligus menjaga kesehatan petani di Desa Pesanggrahan.