Pada minggu ketiga pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Trigonco, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, tim mahasiswa KKN kolaboratif yang terdiri dari tiga universitas berbeda telah menyelesaikan tiga program kerja. Program ini dirancang tidak hanya untuk memberikan dampak jangka pendek, tetapi juga untuk menanamkan semangat berdaya dan mandiri bagi masyarakat desa.
Program yang telah dilaksanakan meliputi: KOLARI (Kolase Ramah Lingkungan Anak Ceria) pada tanggal 5 Agustus 2025, PANGANITA (Pangan Mandiri Ibu Tangguh) pada tanggal 6 Agustus 2025, dan KUMANDANG (Klinik UMKM Andal dan Cemerlang) pada tanggal 7 Agustus 2025. Ketiganya menargetkan kelompok masyarakat yang berbeda, anak-anak, ibu rumah tangga yang termasuk dalam anggota PKK, dan pelaku UMKM yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran, keterampilan, dan semangat kemandirian.
1. KOLARI : Edukasi Lingkungan Kreatif untuk Anak-anak
Kegiatan KOLARI dilaksanakan di SDN 2 Trigopnco dengan target utamanya anak kelas 1. Antusiasme anak-anak begitu tinggi sejak awal kegiatan. Mereka dikenalkan pada berbagai jenis sampah, dampak sampah anorganik terhadap lingkungan, dan pentingnya memilah serta memanfaatkan sampah.
Dengan alat sederhana dan bahan bekas yang telah disterilkan, anak-anak diajak untuk membuat kolase kreatif dari sampah bungkus makanan. Mereka berkreasi dengan menempelkan potongan sampah plastik ke kertas dengan bentuk yang berbeda. Kegiatan ini tidak hanya melatih motorik halus dan kreativitas, tetapi juga menjadi media penyadaran sejak dini tentang pentingnya menjaga lingkungan.
2. PANGANITA : Menyemai Ketahanan Pangan dari Pekarangan
PANGANITA hadir sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran ibu rumah tangga terhadap pentingnya kemandirian pangan. Program ini dirancang dengan pendekatan praktis dan aplikatif. Kegiatan dimulai dengan edukasi ringan mengenai pentingnya memanfaatkan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga, dilanjutkan dengan demonstrasi langsung menanam cabai menggunakan media polybag.
Para ibu-ibu diajak mengenal jenis tanah yang baik, cara mencampur media tanam yang baik, serta langkah-langkah dasar perawatan tanaman secara alami. Bibit cabai dibagikan kepada peserta untuk ditanam langsung saat kegiatan, dan masing-masing ibu membawa pulang polybag berisi bibit sebagai bentuk tindak lanjut kegiatan.
Program ini tidak hanya mengedukasi, tetapi juga membangun rasa percaya diri ibu-ibu untuk mulai menanam kembali, bahkan di lahan sempit. Beberapa dari mereka sudah membayangkan bisa menanam sayuran lain, seperti tomat dan kangkung, setelah berhasil menanam cabai.
3. KUMANDANG : Menguatkan Kemandirian UMKM Lokal