Sebagai anak-anak di Pulau Seribu, kami sering merasa beruntung bisa tumbuh di tempat yang kaya akan keindahan. Bayangin aja, hanya sekitar satu hingga dua jam dari Jakarta, kamu sudah bisa sampai di pulau-pulau yang air lautnya sebening kaca, pantai putih yang masih alami, dan terumbu karang yang penuh warna. Nggak heran kalau banyak wisatawan menyebut Pulau Seribu sebagai "hidden paradise" yang gampang dijangkau. Bagi kami, keindahan ini bukan hanya pemandangan, tapi juga sumber kehidupan sehari-hari.Tentu saja, seperti destinasi wisata lainnya, Pulau Seribu juga punya tantangan. Setiap akhir pekan atau musim liburan, ribuan orang datang menikmati pantai dan laut. Senang rasanya pulau kami ramai, tapi di sisi lain, sampah yang tertinggal kadang bikin alam jadi murung. Belum lagi keterbatasan air bersih dan tekanan terhadap ekosistem laut yang terus bertambah. Di momen-momen itu, kami sadar betul: menjaga Pulau Seribu bukan hanya tanggung jawab warga lokal atau pemerintah, tapi juga wisatawan yang datang.
Di sinilah peran kami sebagai masyarakat lokal jadi penting. Banyak warga sudah mulai membuka homestay sederhana untuk wisatawan, menawarkan pengalaman menginap langsung di tengah suasana pulau. Ada juga pemandu lokal yang siap mengantar snorkeling atau menjelajahi hutan mangrove dengan cara ramah lingkungan. Jangan lupa, perutmu juga bisa dimanjakan dengan kuliner unik khas Pulau Seribu, mulai dari Sate Gepuk, Kerupuk Tinta Cumi, sampai Laksa yang gurih. Nama-namanya kadang nyeleneh, seperti Selingkuh atau Janda Mengandang, tapi justru itu yang bikin wisata di sini semakin seru dan berkesan.
Ke depan, kami ingin Pulau Seribu tetap jadi destinasi favorit, tapi dengan konsep wisata berkelanjutan. Caranya? Dengan membatasi jumlah kunjungan sesuai daya dukung pulau, mengelola sampah lebih baik, dan mengembangkan wisata edukasi serta konservasi yang melibatkan wisatawan langsung. Jadi, kamu bukan cuma liburan, tapi juga ikut berkontribusi menjaga alam. Dengan begitu, Pulau Seribu akan terus jadi tempat di mana keindahan alam, budaya lokal, dan keramahan masyarakat bisa dirasakan bersama.
Ditulis oleh: OSIS SMA Negeri 69 JakartaÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI