Selorejo, 27 Juli 2025 - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Brawijaya kembali melanjutkan kontribusinya dalam pembangunan masyarakat berbasis edukasi dan lingkungan berkelanjutan di Dusun Selokerto, Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Memasuki minggu keempat pelaksanaan, berbagai kegiatan dilaksanakan secara intensif untuk menyasar kalangan pelajar, petani, dan masyarakat secara umum.
Â
Di bidang pendidikan, mahasiswa KKN menggelar kegiatan belajar kreatif di SDN 2 Selorejo. Kegiatan ini mencakup pembuatan eco print dari daun dan bunga lokal, pembuatan mozaik dari limbah kulit jeruk, serta pembuatan poster bertema cinta lingkungan. Kegiatan ini bertujuan menumbuhkan kesadaran sejak dini tentang pentingnya menjaga lingkungan melalui pendekatan seni dan kreativitas berbasis daur ulang. Kegiatan ini mendukung SDG 4 (Pendidikan Berkualitas).
Â
Selain kegiatan di sekolah, mahasiswa juga mengadakan sosialisasi pembuatan pupuk organik dari kotoran hewan kepada warga Dusun Selokerto. Materi difokuskan pada pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber nutrisi tanaman, yang ramah lingkungan sekaligus hemat biaya. Masyarakat diajak untuk memahami proses fermentasi pupuk kandang dan manfaat jangka panjangnya bagi produktivitas pertanian, terutama pada budidaya jeruk yang menjadi komoditas unggulan desa. Kegiatan ini berkontribusi pada SDG 2 (Tanpa Kelaparan) dan SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) melalui penerapan praktik pertanian berkelanjutan.
Â
Sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian lingkungan sekaligus peningkatan identitas dusun, mahasiswa KKN bersama warga membangun ikon Dusun Selokerto berupa tulisan "I SELOKERTO" yang disusun dari botol plastik bekas (ecobrick). Instalasi ini dipasang di area strategis dan diharapkan menjadi simbol semangat warga dalam menjaga lingkungan serta kebanggaan terhadap dusun mereka. Inisiatif ini mendukung SDG 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan).
Â
Kegiatan pertanian berkelanjutan juga tetap dilaksanakan. Pada minggu ini, mahasiswa melakukan pemasangan perangkap lalat buah menggunakan petrogenol di lahan milik Bapak Hadiyono dan Bapak Riski, dua petani jeruk aktif di Dusun Selokerto. Pemasangan perangkap ini merupakan bagian dari upaya pengendalian hama yang ramah lingkungan tanpa pestisida kimia, serta tindak lanjut dari pendekatan Good Agricultural Practices (GAP) yang telah disosialisasikan sebelumnya. Upaya ini mendukung SDG 15 (Ekosistem Daratan) dan SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).
Â