Fenomena globalisasi dan pesatnya perkembangan teknologi tidak hanya mengubah gaya hidup masyarakat, tetapi juga memengaruhi minat anak-anak dalam belajar, termasuk pendidikan agama. Di Desa Bedayu, kami mahasiswa KKN STKIP PGRI Lumajang melihat tantangan serupa. Kegiatan belajar mengaji di Madrasah Diniyah (Madin) Telaga Kautsar yang dulunya dipenuhi semangat, kini terkadang terasa monoton bagi anak-anak. Menyadari hal tersebut, kami memutuskan untuk mengusung sebuah misi penting: membangkitkan kembali kecintaan anak-anak pada ilmu agama melalui cara yang lebih relevan dan menyenangkan.
Kami meyakini bahwa belajar agama tidak harus selalu formal dan kaku. Berangkat dari keyakinan tersebut, kami merancang sebuah metode pembelajaran yang kreatif dan interaktif. Kami memperkenalkan berbagai aktivitas baru, seperti belajar kisah para nabi melalui teknik mendongeng yang menarik, menghafal doa dengan nyanyian yang ceria, hingga membuat kerajinan tangan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Pendekatan ini bertujuan agar anak-anak tidak hanya sekadar menerima ilmu, tetapi juga meresapinya dengan hati gembira.
Hasilnya sungguh luar biasa. Perlahan tapi pasti, suasana di Madin Telaga Kautsar mulai berubah. Senyum dan tawa anak-anak kini lebih sering terdengar. Mereka tidak lagi datang karena kewajiban, melainkan karena antusiasme. Keaktifan mereka dalam diskusi dan permainan meningkat drastis. Yang paling membanggakan, kami menyaksikan sendiri bagaimana minat belajar mereka bangkit kembali. Mereka tidak ragu bertanya, berbagi pendapat, dan bahkan mengajak teman-teman lainnya untuk ikut bergabung dalam setiap sesi belajar.
Program ini tidak hanya berhenti saat KKN kami selesai. Lebih dari itu, kami telah menanamkan sebuah bibit perubahan. Kami berharap, metode pembelajaran yang kami kenalkan dapat terus dilanjutkan oleh para pengajar Madin, sehingga semangat belajar agama di Desa Bedayu akan terus membara dari generasi ke generasi. Kisah ini adalah bukti nyata bahwa dengan inovasi dan sentuhan yang tepat, pendidikan agama dapat tetap relevan dan dicintai oleh anak-anak di tengah gempuran era digital.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI