Gunung Raung merupakan salah satu gunung berapi aktif yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, tepatnya di perbatasan tiga kabupaten: Bondowoso, Banyuwangi, dan Jember. Gunung ini dikenal karena memiliki kaldera terbesar di Pulau Jawa dan jalur pendakian yang menantang. Dengan ketinggian sekitar 3.344 mdpl, Gunung Raung menjadi tujuan pendakian favorit bagi pecinta alam yang mencari pengalaman mendaki yang serius dan penuh tantangan. Gunung Raung memiliki kaldera dengan diameter sekitar dua kilometer dan dinding yang terjal. Medannya cukup ekstrem, terutama di bagian summit attack yang membutuhkan keterampilan teknis, peralatan pendakian standar, dan pendampingan dari guide berpengalaman.
Akses, Jalur dan Waktu Tempuh
Gunung Raung dapat diakses melalui beberapa jalur pendakian, namun dua jalur yang paling populer adalah jalur Sumberwringin (Bondowoso) dan Kalibaru (Banyuwangi). Sumberwringin menjadi salah satu basecamp resmi yang cukup aktif dan terorganisir, dengan fasilitas registrasi pendakian, briefing keselamatan, serta dukungan guide dan porter lokal. Jalur ini banyak dipilih karena infrastruktur pendukungnya lebih lengkap dibanding jalur lain.
Pendakian Gunung Raung dikenal cukup berat karena medannya yang terjal dan teknis, terutama menjelang puncak (summit attack) yang memerlukan peralatan pendakian standar. Waktu tempuh menuju puncak bervariasi, namun rata-rata memakan waktu 2–3 hari tergantung kondisi fisik pendaki dan cuaca. Selama perjalanan, pendaki akan melewati berbagai tipe medan mulai dari hutan lebat hingga jalur berbatu yang terbuka. Tantangan inilah yang membuat Gunung Raung lebih cocok bagi pendaki berpengalaman yang siap secara fisik maupun mental.
Pelestarian Alam dan Status Gunung Raung
Gunung Raung menjadi tujuan pendakian bagi komunitas nasional maupun internasional. Selain sebagai ajang uji fisik dan mental, pendakian di sini juga mengajarkan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Beberapa komunitas pendaki dan kelompok lokal aktif mengadakan kegiatan seperti bersih gunung, trail run dan festival bumi raung. Sinergi antara pendaki dan masyarakat sekitar menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga keberlanjutan ekosistem Gunung Raung.
Selain itu, Okta kurniawan yang merupakan penggiat lingkungan dan budaya desa sumberwringin sekaligus penggagas pengelolaan pendakian gunung raung menjelaskan “ Gunung raung ini sebagai penopang kegiatan wisata di Desa Sumberwringin”. Hal tersebut membuat gunung raung menjadi titik tumpu dicanangkannya Desa Sumberwringin sebagai desa wisata. Keberadaan jalur pendakian yang dikelola dengan baik membuka peluang ekonomi bagi warga setempat melalui jasa pemandu, homestay, dan kuliner lokal. Sinergi antara alam dan masyarakat ini diharapkan dapat menjaga kelestarian Gunung Raung sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga desa.
Fasilitas & Biaya