Tangsil Kulon, Jember --- Masalah utang-piutang masih menjadi beban berat yang dirasakan oleh sebagian warga desa. Terbatasnya pendapatan tetap dan kurangnya pemahaman tentang pengelolaan keuangan membuat banyak masyarakat rentan terjerat utang, bahkan hingga ke jalur yang tidak sehat seperti rentenir. Menyikapi hal tersebut, mahasiswa KKN 83 UIN Kiai Haji Achmad Siddiq (KHAS) Jember menggelar sosialisasi peningkatan ekonomi ummat melalui optimalisasi produk lokal, yang bertempat di Musholla Nurul Huda, Dusun Krajan, Desa Tangsil Kulon, pada Selasa, 6 Agustus 2025.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber Bapak Wasik, seorang dosen di Lembaga Pendidikan At-Taqwa sekaligus pengurus BMT (Baitul Maal wat Tamwil). Dengan pengalaman dan kapasitasnya di bidang ekonomi syariah, beliau memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana masyarakat bisa keluar dari lingkaran utang melalui pendekatan ekonomi berbasis komunitas dan optimalisasi potensi lokal.
"Kunci utama agar masyarakat terbebas dari utang adalah membangun kemandirian ekonomi. Dan itu bisa dimulai dari usaha-usaha kecil berbasis desa. Tapi lebih dari itu, kita juga perlu edukasi tentang bagaimana mengelola keuangan dengan bijak dan sesuai prinsip syariah," jelasnya.
Dalam sosialisasi tersebut, UMKM Patola dijadikan contoh nyata bagaimana produk lokal dapat dikembangkan menjadi kekuatan ekonomi desa. Meskipun bukan pelaku usaha langsung, Bapak Wasik menjelaskan bahwa UMKM seperti Patola perlu dukungan ekosistem, mulai dari pemasaran, akses modal, hingga manajemen yang baik.
Sebagai pengurus BMT, beliau juga memperkenalkan BMT sebagai alternatif lembaga keuangan yang aman, bebas riba, dan berpihak pada masyarakat kecil. Ia mengajak warga untuk mengenal dan memanfaatkan layanan BMT sebagai solusi untuk pembiayaan usaha atau kebutuhan produktif lainnya.
"BMT bukan hanya tempat simpan pinjam. Kami di dalamnya juga membina masyarakat agar bisa naik kelas secara ekonomi. Warga bisa terhindar dari rentenir, dan punya akses modal usaha yang sehat," tegasnya.
Acara ini menjadi sangat relevan karena masih banyak warga yang memiliki beban utang. Lewat diskusi yang terbuka, warga menyampaikan keresahan sekaligus ketertarikan terhadap peluang usaha dan layanan keuangan syariah yang lebih adil.
Koordinator desa KKN 83, Muhamad Idris Solihin, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja untuk mendorong kemandirian dan pemberdayaan masyarakat desa. "Kami berharap warga tidak hanya menerima informasi, tapi juga mulai bergerak memanfaatkan potensi desa secara maksimal," ujarnya.
Sosialisasi ini menjadi langkah awal menuju perubahan, di mana warga tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga produsen dan penggerak ekonomi di lingkungan mereka sendiri---menuju desa yang mandiri dan bebas dari jerat utang
Dalam akhir acara, diadakan sesi foto bersama mahasiswa KKN posko 83 dengan Bapak Wasik, Pengurus BMT dan warga masyarakat Desa Tangsil Kulon.