Boyolali, 12 Agustus 2025
Mahasiswa KKN 124 Klakah UIN Salatiga berkesempatan untuk mengeksplorasi lebih dalam kekayaan kebudayaan lokal, khususnya kesenian Warok yang menjadi salah satu identitas unik masyarakat di Klakah Tengah, Selo, Boyolali, yang terletak di kaki Gunung Merbabu yang biasa diselengarakan ketika perayaan saparan. Kesenian ini tidak hanya menjadi hiburan, melainkan suatu cerminan nilai-nilai tradisi yang telah dijaga dan dilestarikan dengan baik oleh masyarakat setempat. Partisipasi mahasiswa dalam kegiatan ini menjadi bagian dari upaya  untuk memahami dan melestarikan warisan budaya yang tak ternilai dengan ikut serta khidmat dalam pertunjukan kesenian warokan tersebut.
Kesenian Warok, yang memiliki akar sejarah kuat di wilayah Jawa Tengah, menampilkan pertunjukan yang energik dan penuh makna. Kesenian Warok yang dilakukan di Klakah Tengah ini dibawakan oleh Warok Wargo Merbabu. Tarian ini biasanya dibawakan oleh sekelompok penari yang mengenakan kostum khas, lengkap dengan riasan wajah yang unik. Selain itu, alunan musik gamelan yang mengiringi tarian menambah nuansa magis pada setiap pertunjukan, membuat penonton terhanyut dalam atmosfer yang tercipta. Dengan antusias para penonton dalam menyaksikan kesenian tersebut dengan sangat bersinergik. Â
Salah satu hal menarik yang ditemukan oleh mahasiswa KKN adalah keterkaitan erat antara kesenian Warok dan tradisi Saparan. Di Klakah Tengah, pertunjukan Warok sering kali menjadi bagian tak terpisahkan dari rangkaian acara Saparan yang diadakan setiap bulan Sapar dalam kalender Jawa. Pertunjukan ini tidak hanya menjadi penutup acara, tetapi juga simbol rasa syukur masyarakat atas hasil panen dan doa agar desa selalu dalam lindungan Tuhan dengan melestarikan antara kebudayaan lokal dan nilai ketuhanan. Interaksi antara kedua tradisi ini menunjukkan bagaimana budaya dan ritual keagamaan adanya keterkaitan pada nilai budaya tersebut.
Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan ini memberikan perspektif baru tentang bagaimana sebuah kesenian tradisional dapat tetap hidup dan relevan di era modern. Melalui interaksi dengan para sesepuh desa dan seniman Warok, mahasiswa belajar tentang sejarah, filosofi, dan tantangan yang dihadapi dalam melestarikan kesenian ini. Mereka melihat langsung dedikasi masyarakat dalam mengajarkan tarian ini kepada generasi muda, memastikan bahwa Warok tidak hanya menjadi bagian dari masa lalu, tetapi juga masa depan budaya mereka yang saat ini masih terus bertumbuh dengan dipadukan kebudayaan saat ini
Keberhasilan masyarakat Klakah Tengah dalam melestarikan kesenian Warok patut diacungi jempol. Hal ini menunjukkan bahwa dengan semangat gotong royong dan kesadaran akan pentingnya warisan budaya, tradisi lokal dapat terus berkembang dan menjadi daya tarik tersendiri. Pengalaman berharga ini menjadi pengingat bagi mahasiswa KKN bahwa kekayaan suatu bangsa tidak hanya diukur dari kemajuan teknologi, tetapi juga dari kemampuannya untuk menjaga dan merayakan identitas budayanya yang harus terus dijaga dan dilestarikan.
Penulis: Ashih Saknan Umaya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI