Lawawoi, Sidrap -- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Hasanuddin (UNHAS) Gelombang 114 menyulap lahan tidur di Kelurahan Lawawoi, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) menjadi kebun tanaman obat dalam rangka mewujudkan gaya hidup sehat yang bersumber dari alam.
Mengusung program kerja bertajuk "Pemanfaatan Lahan Kosong untuk Budidaya Tanaman Obat Berbasis Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)", kegiatan ini menjadi bentuk nyata pengabdian mahasiswa kepada masyarakat dengan mendorong pemanfaatan potensi lokal, khususnya tanaman obat yang selama ini kerap dianggap sepele namun kaya manfaat bagi kesehatan.
Program ini menyasar lahan-lahan kosong yang sebelumnya tidak dimanfaatkan secara optimal di lingkungan Kelurahan Lawawoi. Salah satu titik fokusnya adalah lahan pekarangan di sekitar Posyandu yang kini disulap menjadi tanaman obat mini edukatif. Melalui kegiatan ini, para mahasiswa ingin mendorong warga untuk kembali mengenal, menanam, dan memanfaatkan tanaman obat tradisional sebagai alternatif pengobatan alami dan terjangkau.
Berbagai jenis tanaman obat ditanam di lokasi tersebut, seperti jahe, kunyit, temulawak, serai, daun sambiloto, bangle, kumis kucing, lidah buaya, kencur, jahe merah, cocor bebek, pecah beling, daun sirih, hingga lengkuas. Tanaman-tanaman ini dipilih karena mudah dibudidayakan dan memiliki segudang manfaat, mulai dari meningkatkan daya tahan tubuh, mengatasi peradangan, hingga mempercepat pemulihan dari berbagai penyakit ringan.
Sebelum penanaman, mahasiswa terlebih dahulu melakukan pengumpulan bibit dari berbagai sumber, termasuk bantuan dari warga sekitar dan instansi terkait. Setiap tanaman yang ditanam juga dilengkapi dengan papan nama dan informasi manfaatnya, agar masyarakat dapat langsung belajar mengenali dan memahami kegunaan setiap tanaman secara langsung di lapangan.
Tak hanya berhenti pada penanaman, mahasiswa juga menggelar kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat sekitar mengenai pentingnya dan manfaat tanaman obat dalam kehidupan sehari-hari. Sosialisasi ini disambut antusias oleh warga,
"Harapannya, setelah masa KKN selesai, masyarakat bisa melanjutkan dan mengembangkan budidaya tanaman obat secara mandiri di sekitar rumahnya masing-masing. Dengan begitu, program ini tidak hanya berdampak sesaat, tetapi berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi kesehatan masyarakat," ujar salah satu mahasiswa peserta KKN.
Program ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya kemandirian dalam menjaga kesehatan serta memperkuat ketahanan masyarakat dalam hal penyediaan obat-obatan alami dari lingkungan sekitar. Selain itu, pemanfaatan lahan kosong secara produktif juga menjadi bentuk kontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan dan membangun ketahanan pangan dan obat herbal di tingkat lokal.
Dengan adanya program ini, mahasiswa KKN UNHAS Gelombang 114 ingin meninggalkan jejak positif yang berdampak tidak hanya pada kesehatan, tetapi juga pada pola pikir dan gaya hidup masyarakat yang lebih sehat, mandiri, dan selaras dengan alam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI