Desa Tigarun merupakan wilayah dengan mayoritas penduduk bekerja sebagai penoreh karet. Aktivitas tersebut menghasilkan banyak biji karet dan cangkangnya yang tidak termanfaatkan. Biji karet berjatuhan di sekitar kebun hanya menjadi limbah tanpa nilai guna.
Di sisi lain, sampah plastik, khususnya botol air mineral, juga banyak ditemukan. Keberadaan plastik sekali pakai yang tidak terurai dengan cepat menimbulkan permasalahan lingkungan tersendiri.
Berangkat dari kondisi tersebut, mahasiswa KKN berinisiatif menghadirkan karya yang sederhana namun bermakna, yaitu plang nama desa berbahan dasar botol plastik berisi biji karet.
Tahapan Pembuatan
Proses pembuatan plang dilakukan dengan langkah-langkah sederhana, sebagai berikut:
1. Pengumpulan bahan
  Botol plastik bekas dikumpulkan dari lingkungan sekitar. Biji karet yang berserakan di kebun juga dihimpun sebagai isi botol.
2. Pembersihan
   Botol plastik dicuci hingga bersih, sedangkan biji karet dikeringkan agar tidak lembap dan mudah dimasukkan ke dalam botol.
3. Pengisian
  Botol plastik diisi penuh dengan biji karet hingga padat, lalu ditutup rapat. Isian ini membuat botol lebih berat dan kokoh.
4. Pewarnaan
   Botol yang telah terisi kemudian dicat dengan kombinasi hijau dan putih. Setengah bagian dicat hijau dan setengah bagian lainnya dicat putih, menghasilkan tampilan menarik serta seragam.
5. Perangkaian
  Triplek digunakan sebagai dasar penyusunan. Botol-botol tersebut ditempel dan disusun membentuk tulisan "DESA TIGARUN".
Seluruh proses dikerjakan secara bersama-sama oleh mahasiswa KKN, dengan pembagian tugas mulai dari mencuci botol, mengecat, hingga merangkai pada triplek.