Menulis adalah tata diksi yang mengalir menjadi konklusi, menulis adalah penghayatan rasa laksana dekapan bestari semesta, menulis menjadi pilihan ekspresi dikala hati memilu maupun menari. Begitulah ungkapan kekaguman dan kegemaran seseorang kepada aktivitas menulis. Orang itu adalah saya atas nama Rizky Ahmad Fahrezi, S.Pd selaku Guru Pendidikan Agama Islam di UPT SD Negeri Tugurejo 03, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar.
Saya telah menggeluti dunia kepenulisan sejak tahun 2019 , dimana pada awalnya saya menulis seputar isu terkini publik yang kemudian menjadi narasi stimulus bagi pergerakan aktivis mahasiswa kala itu.
Saat ini, saya cenderung menulis pada beberapa tema yang salah satunya adalah pendidikan. Berkenaan juga pada rutinitas saya sebagai Guru PAI yang dituntut untuk selalu berinovasi dan memanifestasikan produktivitas, salah satunya dengan menulis pada ranah pendidikan Islam.
Pada Rabu tanggal 16 Juli 2025, saya ditetapkan sebagai juara 3 lomba menulis artikel Guru PAI se-Kabupaten Blitar dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional 2025. Lomba tersebut diadakan oleh KKG PAI Kabupaten Blitar yang prakarsai oleh Bapak Mohamad Ja'far Sodiq selaku Ketua KKG PAI dan Ibu Siti Nazarotin, S.Ag selaku Ketua Panitia.
Lomba tersebut dilaksanakan secara daring dengan estimasi pengumpulan artikel pada kurun tanggal 5 sampai 31 Mei 2025. Lomba dilaksanakan dengan bingkai tema inovasi pembelajaran PAI di era digital, menghidupkan nilai spiritual melalui pembelajaran kreatif, dan transformasi pembelajaran PAI memuat kolaborasi antara guru, siswa, dan teknologi.
Saya memilih tema inovasi pembelajaran PAI di era digital, dimana saya menulis artikel dengan substansi pembahasan seputar inovasi teknologi virtual reality dalam pembelajaran PAI. Pembahasan artikel saya mulai dengan pengantar awal diskursus masalah dinamika modernisasi teknologi yang semakin pesat khususnya pada teknologi digital.
Kemajuan pesat teknologi dan platform digital tentu tidak bisa didiamkan dan diacuhkan begitu saja, mengingat ketermudahan dan fasilitasi yang ditawarkan teknologi masa kini menjadi kebutuhan tersendiri. Apabila suatu sistem tidak bisa mengiringi, maka kemunduran yang akan menghantui.
Saya menekankan pada substansi artikel bahwa Pendidikan Agama Islam harus hadir untuk mengiringi kemajuan teknologi digital. Virtual reality adalah teknologi penggambaran kondisi atau ruang 3 dimensi yang bisa menambah pengalaman pengguna (pembelajaran peserta didik). Pada pembelajaran PAI, virtual reality bisa digunakan untuk menggambarkan dan mensimulasikan praktek fiqih seperti Haji dan Umrah.
Singkat cerita dengan penulisan artikel tersebut, saya dipilih untuk membersamai Guru PAI hebat se-Kabupaten Blitar, yang dimana mereka juga sebagai penulis luar biasa. Menjadi kehormatan tersendiri bagi saya dapat mengiringi beliau-beliau. Saya harap dengan penghargaan yang diberikan, saya dapat terus belajar dan mengasah diri kedepannya untuk menjadi salah satu pionir inovasi Guru PAI dalam dunia kepenulisan.
Sekali lagi disampaikan sebesar-besarnya kepada seluruh Bapak dan Ibu Guru PAI se-Kabupaten Blitar atas antusias kebersamaan yang diberikan. Terimakasih kepada seluruh Bapak dan Ibu Guru PAI di jajaran KKG PAI Kabupaten Blitar atas penghargaan yang disampaikan. Terimakasih pula terhadap Bapak dan Ibu Guru serta Kepala Sekolah se-Kecamatan Wates atas dukungan yang diberikan. Semoga keberkahan dan kemaslahatan selalu menyertai kita semua.......Aamiiin.