Program tersebut harus pula dijadikan sebagai momentum untuk membenahi ekosistem perdagangan bagi para petani. Harga produk di tangan petani seringkali dirugikan oleh terlalu panjang rantai distribusi barang. Atau dengan kata lain terlalu banyak tengkulak yang bermain. Baik itu tengkulang tingkat kecamatan hingga tengkulak kelas kakap.
Praktik seperti ini sangat merugikan petani karena ketika petani menjual hasil buminya dibeli oleh tengkulah dengan harga yang sangat murah. Sebaliknya, ketika petani membeli, harus merogok kocek dalam-dalam. Selain itu, biaya pupuk yang semakin sulit terjangkau bagi para petani. Harga pupuk kian melambung tinggi sehingga memberatkan para petani.
Jika masalah-masalah di sektor pertanian tidak segera diselesaikan oleh pemerintah untuk membenahi ekosistem pertanian, jangan harap bonus demografi yang dimiliki bangsa ini membanjiri sektor pertanian. Selain peningkatan kapasitas kemampuan dan keterampilan bagi para petani, pemerintah wajib menyelesaikan masalah klasik para rente yang megambil untung sendiri dengan memilih jalan produk pangan impor alih-alih menyiapkan sistem yang dapat menyejahterakan para petani Indonesia.