Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dilema Razia PPKM: Bapak Enak Digaji, Kami Nggak Jualan Nggak Makan

17 Juli 2021   14:20 Diperbarui: 17 Juli 2021   15:10 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas gabungan Polri dan Satpol PP mengangkut kursi dan meja milik para pedagang yang melanggar (PPKM) Darurat di kawasan Medan Amplas, Medan, (13/7/2021). (Antara/Fransisco Carolio) via Kompas.com

Sudah genap dua minggu kita harus rela membatasi seluruh aktivitas keseharian, dampak dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di area Jawa dan Bali.

Sebagai langkah penertiban, razia pun digelar oleh petugas gabungan antara Satpol PP, Polri, dan TNI, serempak di beberapa wilayah, dari Jakarta sampai pelosok-pelosok daerah.

Salah satu pihak yang terkena imbas dari PPKM Darurat yakni pedagang makanan yang hanya diijinkan buka sampai pukul 20.00 dan tidak diperbolehkan melayani makan di tempat.

Mereka dinilai sebagai biang kerumunan warga sehingga dijadikan sasaran utama untuk ditertibkan. Sayangnya, meskipun merasa sudah menaati aturan, beberapa dari mereka mengaku masih tetap 'kena semprot', bahkan dikenai sanksi berupa penyitaan aset sekaligus denda.

Protes razia PPKM Darurat. | Twitter Dhafa Ridharizan.
Protes razia PPKM Darurat. | Twitter Dhafa Ridharizan.
Dhafa Ridharizan, misalnya, pedagang makanan asal Bandung. Kendati sudah mematuhi aturan PPKM, ia masih tetap ditindak oleh petugas.

Padahal, ia hanya menyediakan tempat duduk bagi pengemudi ojek online yang tengah menunggu pesanan pelanggan, bukan disediakan untuk memfasilitasi layanan makan di tempat.

Karena tak terima sumber kepulan asap dapurnya ditindak semena-mena, ia pun memilih untuk melapor perlakuan yang dialaminya itu ke akun Twitter Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

"Duh pak @ridwankamil saya mau curhat dong pak. Lagi kondisi susah gini malah tambah di buat susah sama bawahan bapa nih," tulis Dhafan lewat akun Twitternya, (13/07/21).

Dhafan menyebut, telah didatangi oleh petugas gabungan Satpol PP dan polisi. Lalu, mereka menyita kursinya karena dinilai telah melanggar aturan PPKM.

Masih di Bandung. Sangsi serupa juga dialami Jefri Naldi. Pria yang memiliki usaha lontong padang itu mengklaim, dibentak polisi lantaran menyediakan satu buah kursi di lapaknya.

Padahal, kursi semata wayangnya itu ia sediakan bagi dirinya sendiri sepanjang menunggu pembeli dan dipakai pembeli yang take-away alias membungkus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun