Hanya saja, desain semacam itu tidak cocok untuk diimplementasikan pada istana negara. Sangat berlebihan. Lebay kalau kata anak zaman sekarang.
Mungkin visual berwujud burung garuda tampak lebih cocok diimplementasikan pada bangunan monumen yang terpisah dari gedung utama istana kepresidenan.
Terlebih, sejalan dengan prinsip desain yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, pembangunan wajib ramah lingkungan dan mematuhi azas emisi nol.Â
Taruhlah kalau pemerintah tetap memaksa untuk mewujudkan desain tersebut, justru ada kekhawatiran bisa merusak prinsip yang telah mereka canangkan sendiri.
Meski begitu, terdapat anggapan bahwa perubahan desain adalah hal yang lazim sepanjang anggaran pembangunannya belum ditetapkan oleh pemerintah.
Alangkah lebih bijak apabila pemerintah menahan hasratnya untuk melanjutkan proyek selama pandemi masih melanda. Pasalnya, masih ada banyak sektor yang membutuhkan perhatian lebih.
Setidaknya, dengan adanya kritik dari netizen +62, mampu memaksa pejabat kita untuk menimbang ulang agar tidak mewujudkan desain 'lebay' tersebut.
Saya mengimbau netizen plus enam dua untuk tetap bersabar dalam menunggu penampakan asli desain gedung istana presiden yang mungkin nantinya akan diberi nama "desain-istana-negara-fix-revisi-baru-lagi-alhamdulillah-final-akhir-wassalam-tamat".
Ketika itu pemerintah mengklaim bahwa pemindahan ibu kota ke lokasi yang baru bisa menjadi representasi dari kemajuan Bangsa Indonesia.