Mohon tunggu...
kisno
kisno Mohon Tunggu... Ilmuwan - Linguis, Penerjemah, Juru Bahasa, Penulis Buku dan Artikel Ilmiah, Kritikus Pendidikan

Linguis, Penerjemah, Juru Bahasa, Penulis Buku dan Artikel Ilmiah, Kritikus Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemuda-Pemudi, Komitmen, dan Pengetahuan

12 Agustus 2019   14:00 Diperbarui: 12 Agustus 2019   14:06 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1

Memperingati "Hari Pemuda-Pemudi Internasional 2019" yang bertemakan "Transforming Education", penulis membahas keterkaitan antara pemuda-pemudi, pengetahuan, dan komitmen yang kemudian dibagi menjadi 4 (empat) golongan manusia, kali ini dikhususkan kepada pemuda-pemudi masa kini.

  1. Golongan Pertama, pemuda-pemudi yang memiliki komitmen tinggi dan pengetahuan yang tinggi. Golongan ini adalah "Teladan" karena selain memiliki pengetahuan yang mumpuni, sikap dan perbuatannya juga sejalan dengan apa yang diucapkan dan diketahuinya.
  2. Golongan Kedua, pemuda-pemudi yang memiliki komitmen tinggi namun pengetahuannya rendah. Golongan ini adalah golongan yang sebaiknya belajar lebih banyak lagi, sebab komitmennya yang tinggi bisa mendukung kontrol diri yang baik dan bermanfaat saat mereka mengikuti proses pembelajaran.
  3. Golongan Ketiga, pemuda-pemudi yang memiliki komitmen rendah namun pengetahuannya tinggi. Golongan ini adalah golongan N.A.T.O (No Action, Talk Only) alias banyak omong, banyak bicara, namun sikapnya minim, dan cenderung tidak berbuat. Pengetahuannya yang banyak hanya disampaikan lewat omongan, namun realisasi atau wujud perbuatan dari omongannya tersebut nihil.
  4. Golongan Keempat, pemuda-pemudi yang memiliki komitmen rendah dan pengetahuan yang rendah. Golongan ini adalah golongan yang sulit untuk merubah dirinya, bahkan sulit "naik kelas" karena selain pengetahuannya yang rendah, niat dan sikap untuk memperbaiki diri juga tidak ada. Golongan ini tidak pantas dijadikan teladan dan cenderung menjadi perusak bagi ketiga golongan di atas.

Transformasi pendidikan tidak dapat serta merta diwujudkan dalam perubahan dunia dan alam sekitar. Mengutip kata-kata Paulo Freire "Education change the people. People change the world", pendidikan tidak dapat langsung mengubah dunia, melainkan mengubah manusia terlebih dahulu, kemudian manusia yang mengubah dunia.

Banyak pemuda-pemudi sudah mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran baik di lembaga yang dinamakan sekolah maupun non-sekolah, namun sudahkah hasil pendidikan tersebut bertransformasi ke dalam wujud akhlak, pengetahuan, dan keterampilan yang baik pada diri pemuda-pemudi?

Mari merenung sejenak dan tanyakan kepada diri sendiri, apakah sudah mengubah diri sendiri terlebih dahulu, baru kemudian mengubah dunia? Lalu, dari keempat golongan di atas, "aku" masuk ke golongan yang mana?

Selamat bernalar pemuda-pemudi Indonesia...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun