Tulisan ini merupakan karya ke dua saya setelah Kisah Cinta sang Rumput dimana Idris yang merupakan tokoh sentral dalam tulisan kisah ini adalah Sang Pangeran dalam Kisah Cinta Sang Rumput.
Selamat membaca.
KERICIL KECIL YANG MENGUBAH ALIRAN AIR
Ufuk timur terlihat mulai kemerahan, ia seakan malu pada sang mentari yang kini perlahan menghampiri garis horizon. Hawa disekitar terasa sejuk, terpaan mesra sang bayu membuat seorang gembala semakin betah bermalas-malasan di bawah pohon jambu mente yang kini tengah berbunga. Sesekali ia mencabuti rumput disekitarnya untuk ia selipkan ke giginya.
Sang gembala tersebut bernama Idris, rambutnya ikal agak panjang tapi tidak pernah lebih panjang dari rambut ibunya, alisnya melengkung tajam, hidungnya tidak mancung namun juga tidak pesek. Meski pun terlihat agak berantakan tapi pesona ketampanannya tak dapat diingakari olah gadis-gadis yang beruntung melihat wajahnya.
Dari gaya rambutnya yang agak berantakan, dapat ditebak bahwa ia adalah orang yang agak cuek, tak ada hal lain yang ia pikirkan selain sapi-sapinya. Banyak gadis yang menaruh perhatian padanya, tapi tak satu pun yang menurutnya memenuhi kriteria yang telah di jelaskan oleh orang tuanya.