Mohon tunggu...
Kirey Hemalina Nugroho
Kirey Hemalina Nugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Semester I Universitas Muhammadiyah Magelang Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Manajemen S1

Mahasiswa Semester I Universitas Muhammadiyah Magelang Manajemen S1

Selanjutnya

Tutup

Medan Pilihan

Tega Siswi Dihina Dua Guru di Medan Karena Miskin

21 Januari 2022   10:54 Diperbarui: 21 Januari 2022   10:59 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Medan. Sumber ilustrasi: TRIBUNNEWS/Aqmarul Akhyar

Perkenalkan saya Kirey Hemalina Nugroho asal Universitas Muhammadiyah Magelang Fakultas Ekonomi dan Bisnis prodi Manajemen Mahasiswa Semester I ingin memberikan opini saya, sebelumnya saya ceritakan terlebih dahulu sebab-akibat terjadinya penghinaan tersebut.


IP Siswi SMP N 28 Medan kecamatan Johor. Diduga dihina oleh 2 oknum guru dengan kata-kata bodoh dan miskin dikarenakan menunggak pembayaran uang sekolah dan pembayaran baju serta buku. 

"Jadi itu kejadiannya sudah berulang, waktu itu berawal saya belum bayar uang sekolah dan uang buku, ketika di ruangan kelas saya mengobrol sebentar dengan teman, lalu tiba tiba saya dilempar pake penghapus dan di katain udah miskin bodoh mau jadi apa,"ujar Indah.

Indah pun mengatakan sudah dihina berkali kali dan sudah membicarakan kejadian itu dengan sang kakak dan orang tua asuhnya, dalam menyikapi hal tersebut mereka memilih untuk tetap merespon dengan bijak untuk tetap bersabar.  

Tetapi manusia memiliki kesabaran yang terbatas, akhirnya Ibu Vivi selaku ibu asuh Indah pun memberi tahu Wakil Ketua DPRD kota Medan. Bahwasannya Indah telah direndahkan / dihina oleh dua guru tersebut berkali-kali. 

Ironisnya setelah uang sekolah sudah dibayarkan dibantu ayah asuhnya yaitu Wakil Ketua DPRD kota Medan, saat mengambil rapor yang berada diruang guru, guru disekolah tersebut malah menahan rapornya. Sampai-sampai Wakil Ketua DPRD kota Medan Ihwan Ritonga ini mendatangi sekolah tersebut.

Pihak sekolah terutama kepala sekolah sudah menegaskan dan menasihati 2 oknum tersebut, dan diberi sanksi serta peringatan oleh Dinas Pendidikan Kota Medan. 

"Dan apabila perbuatan tersebut di ulang kembali, Dinas Pendidikan berjanji akan memberikan sanksi terberat terhadap keduanya", tegasnya. 

Dua oknum tersebut diberikan sanksi tertulis supaya mereka tidak mengulangi kata-kata yang tidak pantas terhadap muridnya. 

Pihak sekolah pun meminta maaf kepada publik atas terjadinya kejadian ini. Dan dikatakan bahwa dua oknum tersebut juga sudah meminta maaf kepada yang bersangkutan. Mereka meminta untuk tidak memperpanjang masalah ini karena pkisis mereka terganggu begitu juga pihak sekolah. 

Menurut saya sebagai guru dan sekaligus mendapat peran sebagai orang tua di lingkungan sekolah seharusnya menjaga sikap dan lisan mengajari sopan santun kepada muridnya, serta mengedepankan pendidikan akhlak. 

Didiklah murid-murid mu dengan ikhlas dan kasih sayang, seorang guru tugasnya ialah mengayomi dan membimbing dengan contoh yang baik serta memberikan arahan yang baik bagi murid-muridnya. 

Dan sebaiknya, guru itu bisa memahami karakter dan latar belakang si anak serta jikalau ada yang salah dibenarkan dengan diberikan peneguran dan solusi dengan kata-kata yang baik atau tutur kata yang lembut dan tidak menyakiti hati murid, sehingga anak bisa mengerti apa yang disampaikan oleh gurunya.

Berfikirlah apa yang akan terjadi pada korban jika oknum melakukan penghinaan terus menerus dalam jangka waktu panjang. 

Tentu akan ditindak lanjuti Dinas Pendidikan kota Medan dan oleh si korban, untuk menjaga harga dirinya sebagai anak yatim yang memang tidak punya. 

Kejadian-kejadian seperti itu bisa menyebabkan psikologi atau mental anak turun atau tergganggu bukan hanya psikis oknum yang tergganggu karena banyaknya hujatan dari netizen. Netizen-netizen Indonesia berhak memberikan pembelaan terhadap si korban. 

Apalagi korban adalah seorang yatim, kasihan sampai dihina dan dicaci. Menyesal itu dibelakang maka, bijaklah dalam berucap, berfikir dahulu sebelum berbicara. 

Karena, mungkin banyaknya dari teman-teman semua tidak ingin mendapati kejadian seperti ini terulang kembali. Pesan moral yang dapat kita pelajari dari kejadian ini jangan pernah sekali-kalinya kita merendahkan atau meremehkan orang lain, kita tidak tahu nasib seseorang nanti bagaimana.

Semoga ini bisa menjadi pelajaran di dunia pendidikan untuk tidak berbuat semena-mena terhadap anak didiknya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Medan Selengkapnya
Lihat Medan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun