Mohon tunggu...
Kirana Nathania
Kirana Nathania Mohon Tunggu... indomie?

Saya telah diberi tantangan oleh guruku

Selanjutnya

Tutup

Film

The Twilight Saga, Kembali Pesona Abadi

8 Oktober 2025   05:00 Diperbarui: 7 Oktober 2025   17:28 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.pinterest.com/i/5o1OCjqer/

Belakangan ini, saya kembali menemukan sesuatu yang tampaknya pernah menjadi fenomena besar di masa lalu --- The Twilight Saga. Jujur, saya bukan penggemar lama seri ini, tapi rasa penasaran muncul setiap kali melihat bagaimana banyak orang masih membicarakan kisah cinta antara Bella Swan dan Edward Cullen, bahkan bertahun-tahun setelah film terakhirnya dirilis. Dari sekian banyak komentar di internet hingga cuplikan yang sering muncul di media sosial, saya mulai menyadari bahwa seri ini ternyata bukan sekadar kisah vampir biasa. Ia adalah campuran antara romansa, konflik batin, dan dunia fantasi yang penuh emosi. Baiklah, mari kita lihat perjalanan film ini!

Film pertamanya, Twilight (2008), membuka kisah ini dengan suasana misterius di kota kecil Forks. Bella, seorang remaja manusia yang pindah ke sana, jatuh cinta pada Edward, seorang vampir berwajah dingin namun berhati lembut. Ceritanya sederhana di permukaan, tetapi terasa intens karena ketegangan antara dua dunia yang seharusnya tak bisa bersatu.

Kemudian, seri berlanjut ke New Moon, Eclipse, hingga dua bagian terakhir, Breaking Dawn. Di sini, cerita menjadi semakin kompleks: muncul cinta segitiga antara Bella, Edward, dan Jacob --- manusia serigala yang melindungi Bella dengan tulus. Konflik batin, pilihan sulit, dan pengorbanan semakin memperdalam karakter-karakter ini. Saya sempat berpikir kisahnya akan terasa klise, tetapi ternyata ada banyak momen emosional yang kuat, terutama ketika Bella harus memilih antara dua dunia dan dua cinta yang berbeda.

Breaking Dawn menjadi puncak dari segalanya --- dramatis, menegangkan, dan penuh perubahan besar dalam hidup para tokohnya. Dari pernikahan Bella dan Edward hingga kelahiran anak mereka, Renesmee, semuanya terasa seperti penutupan yang megah untuk perjalanan panjang ini. Ada juga pesan tentang keberanian, loyalitas, dan bagaimana cinta bisa melampaui batas alam.

Menariknya, meskipun sudah lebih dari satu dekade sejak seri ini berakhir, The Twilight Saga masih hidup dalam budaya pop. Banyak orang masih membuat meme, diskusi, bahkan mengenang kembali momen favoritnya. Saya kini mengerti alasannya: ada sesuatu yang hangat dan nostalgia dari kisah ini, seolah membawa kita kembali ke masa di mana cinta remaja terasa begitu besar dan dunia fantasi menjadi tempat pelarian yang indah.

Akhirnya, setelah mengenal lebih dalam, saya bisa berkata bahwa The Twilight Saga memang pantas disebut fenomena. Ia bukan hanya tentang vampir dan serigala, tetapi juga tentang perjalanan hati, pilihan, dan makna cinta yang abadi. Kini, saya mengerti mengapa banyak orang jatuh cinta padanya --- dan mungkin, sedikit demi sedikit, saya juga mulai merasakannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun