Mohon tunggu...
Muhamad Iqbalnur Fikri
Muhamad Iqbalnur Fikri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Daigakusei

Logika, Etika, Estetika

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menilik Hubungan Buruk Timnas Jepang dengan Adu Penalti dalam Dua Edisi Piala Dunia, 2010 & 2022

6 Desember 2022   03:03 Diperbarui: 6 Desember 2022   03:11 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : mainichi.jp

Pertandingan ke-5 babak 16 Piala Dunia baru saja berakhir. Kroasia yang cukup banyak diunggulkan untuk menang, berhasil memenuhi ekspektasi itu, meski dengan susah payah. Sementara Jepang yang selama gelaran kompetisi tersebut dikenal doyan mengkandaskan tim raksasa, nyatanya kehilangan magis.

            Jepang harus pulang setelah takluk 3:1 atas Kroasia lewat drama adu penalti. Meski mereka sempat unggul lewat penyerang Celtic, Danzen Maeda di menit ke 43', mereka harus kebobolan di awal babak kedua lewat tandukan Ivan Perisic.

            Jual beli serangan terjadi selama sisa pertandingan. Tak jarang peluang emas tercipta oleh kedua. Hingga pertandingan dalam waktu dua kali 90 menit ditambah babak tambahan dua kali 15 menit itu usai, skor sama kuat 1:1 memaksa kedua tim menajalani sebuah sekenario drama adu penalti.

Layaknya sebuah sekenario drama, Dominic Livanovic nampaknya layak menyandang title pemeran utama. Tiga penendang Jepang yang ia gagalkan, sukses membawa Luca Modric dan kawan-kawan melaju ke babak selanjutnya.

            Kekalahan Jepang di babak 16 besar merupakan merupakan yang ke-4 sejak partisipasi pertama mereka di 1998 silam. Meski tampil ganas di babak penyisihan dengan mengalahkan raksasa grup E, Spanyol dan Jerman dan keluar sebagai juara grup, nyatanya hal itu masih belum dapat membawa Samurai Biru melangkah lebih jauh dalam gelaran kompetisi terakbar dunia tersebut. Mereka selalu mentok hanya sampai fase itu-itu saja, seakan qunto partidonya Timnas Meksiko juga berlaku bagi mereka.

Berbicara tentang adu penalti dan Piala Dunia, Jepang memiliki kenangan buruk tersendiri. Tepat di 12 tahun silam saat mereka kandas atas Paraguay di babak 16 besar.

Kala itu Jepang tampil dengan diperkuat oleh pemain sekelas Keisuke Honda, Makoto Hasebe, Shunsuke Nakamura dan Shinji Okazaki. Tergabung di grup E bersama Belanda, Kamerun dan Denmark, skuat asuhan Takeshi Okada sukses lolos ke fase gugur sebagai rener-up grup.

Selama di fase grup, Jepang tampil tidak buruk-buruk amat. Meski takluk 1:0 atas tim negeri kincir angina, Belanda mereka sukses memenangkan dua laga atas Kamerun dan Denmark, masing-masing dengan skor 1:0 dan 3:1. Tentu kita ingat bagaimana goal tendangan bebas spektakuler Keisuke Honda dan Yasuhito Endo yang membobol gawang Denmark sekaligus mengantar mereka lolos ke fase gugur.

Sementara lawan mereka, Paraguay adalah juara grup F yang dihuni oleh Slovakia, Serlandia Baru dan juara bertahan Italia.

Selama pertandingan, baik Jepang maupun Paraguay saling serang dan menciptakan peluang emas. Salah satunya lewat tendangan luar kotak penalti Matsui, meski berhasil ditepis oleh penjaga gawang Paraguay, Justo Villar.

Hingga waktu normal dan tambahan berakhir, skor kacamata memaksa kedua tim menjalani drama adu penalti. Dalam drama ini, mereka cukup meyakinkan setelah dua penendang mereka, Yasuhito Endo dan Makoto Hasebe sukses menuntaskan tugasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun