Mohon tunggu...
Hana Sugiharti
Hana Sugiharti Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Ibu dua anak, berdomisili di Abu dhabi. \r\nNormally woman, writing, friendly.! other blog \r\nkinzihana.blogspot.com/\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Untukmu Ibu] Baju untuk Emak

22 Desember 2013   11:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:38 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

46. Hana sugiharti

Assalamualaikum,Emak.

Hana berharap Emak selalu dalam lindungan Alloh SWT. Senang sekali dapat berbagi kabar meski tidak bersua.Tetapi ini sudah bisa sedikit melegakan kerinduan terhadapmu.

Emak, maafkan Hana jika jarang menelepon, Emak tahu, jarak yang memisahkan kita membuat Ananda sangat rindu. Hanya mendengar suara Emak membuat tangis meledak dan kerinduan akan pelukan Emak semakin dalam.

Oiya Mak, bagaimana kabar Abah? Kata Aa, Abah sudah mulai suka ikan asin ya? Padahal dulu Abah anti sekali ya. Hana juga sering dengar dari Aa, Abah sekarang lebih sabar. Hana yakin Emaklah pilihan Alloh yang dikirim untuk orang sekeras Abah. Tapi Emak tahu kan, Abah hanya keras wataknya saja, dan yang Hana tahu Abah sangat menyayangi Emak dan anak-anak.

Hana sering berbincangdengan Aa, untuk menanyakan kabar Emak lewat internet. Hana ikut senang ketika Aa bilang sekarang Abah suka bantu Emak di dapur. Abah sering membantu Emak memarut kelapa untuk membuat kolak saat bulan puasa. Abah juga sekarang mau mijitin Emak bergantian, walau tak jarang Emak tertidur saat di pijit dan Abah belum mendapat giliran dipijit, tapi Abah tidak marah. Haha..

Hana senang sekali, Mak. Karena dengan tinggal berdua saja Emak dan Abah jadi semakin dekat dan romantis. Oiya, katanya Abah juga sering menghadiri pengajian ya? Barokalloh ya Mak..Dengan adanya motor Abah dan Emak bisa pergi kemana saja berdua.

Padahal Abah dulu sering sekali marah-marah. Tapi Alhamdulillah Abah dan Emak tidak harus bekerja keras lagi mengurus anak-anak. Sekarang anak-anak Emak termasuk Hana sudah bisa mengurus diri sendiri, walaupun belum bisa membalas semua kebaikan dan kasih sayang Emak.

Sekarang Hana tahu kenapa Abah dan Emak selalu memerintahkan anak-anak untuk rajin belajar, rajin mengaji. Itu semua untuk kebaikan anak-anak Emak dan Abah sendiri, untuk masa depan yang kian berat.

Jadi ingat kegigihan Emak mencari nafkah, masih teringat dulu saat Emak bekerja ditempat pengilingan padi dengan Abah. Temperament Abah yang keras dan tak pandang bulu membuat Emak selalu terkena sasaran emosi Abah. Emak harus berhujan-hujanan saat harus membeli solar yang hampir habis untuk mesin giling kita. Sedangkan Abah juga harus menunggui mesin yang sedang ditunggu banyak pelanggan.

Saat itulah saat hati Hana bertekad jika besar nanti tak akan ada kesusahan untuk Emak dan Abah. Walau sampai saat ini belum juga dibalas dengan kesenangan.

Hana juga selalu bercermin dari Emak, bagaimana cara mendidik anak dengan sabar. Bagaimana bersikap pada tetangga saat berselisih faham. Dan bagaimana menghadapi suami jika terjadi kesalahfahaman. Emak tahu? Hana selalu ingat saat Emak berkata jika suami isteri berselisih faham dan suami sedang berbicara maka isteri diam dan mendengarkan, jangan sampai suami dan isteri sama-sama berbicara apalagi perang mulut.

Kata-kata itu selalu disimpan baik-baik.  Selalu teringat sejak kecil, sejak otak ini bisa mulai merekam perjalanan kehidupan, tak pernah sekalipun Emak berlaku kasar pada anak-anak Emak. Dan itu juga yang Hana terapkan pada anak-anak. Sebisa mungkin walau terkadang berat, tak pernah keluar kata-kata atau perbuatan kasar pada mereka.

Ternyata mengurus anak itu tidak mudah ya, Mak. Tak terbayang jika anak Hana banyak seperti Emak. Anak dua saja menurut Hana sudah cukup membuat kepala Hana keluar asap jika mereka sedang bertengkar atau memperebutkan sesautu.

Mak, doakan Hana untuk mempunyai kesabaran yang tiada batasnya. Untuk selalu mengingat Alloh dimanapun berada. Untuk selalu kuat dalam menghadapi berbagai cobaan hidup yang kadang tidak disikapi dengan dewasa seperti Emak.

Oiya, Aa belikan Emak HP baru ya? Ikut senang ya Mak. Tapi mungkin Emak belum biasa pakai HP itu. Beberapa kali SMS emak kosong. Hana tahu Emak juga kangen, itulah mengapa Hana selalu langsung menelepon sesaat setelah menerima pesan Kosong dari Emak.

Sekarang disana musim apa Mak? Di Abu dhabi musim dingin. Hana Ingat saat masih kecil dulu. Saat pagi-pagi cuaca masih dingin, Emak selalu buatkan makanan pisang goreng, bakwan dan tak lupa susu hangatnya, Hana juga selalu membuat makanan dan minuman seperti Emak, dan saat itu Emak hadir di meja menamani Hana sekeluarga, walau saat mata berkedip lalu Emak hilang bersama asap teh hangat yang Hana minum.

Setiap bulan puasa Anak-anak Emak terbangun dengan hidangan yang telah siap, tak ada perintah untuk membantu dari Emak, kami bak anak raja, makan tinggal makan, pergi tinggal pergi.

Hmmm tahukah Mak, kerinduan ini sudah sangat melebihi batas. Dan maafkan Hana jika menjadi anak yang tidak berbakti. Sudah sepuluh tahun lebih sejak Hana menikah Kita tidak pernah lagi berlebaran bersama. Emak selalu berkata, Emak bangga mempunyai anak yang penurut terhadap suami. Tapi sebagai anak Hana tahu Emak sedang berbohong, teman Hana dari Perancis menyebut itu dengan white lies dan mungkin itu juga yang akan Hana lakukan nanti pada anak-anak Hana jika suaminya telah membawanya pergi.

Mak, Jika musim dingin begini lalu pergi ke beberapa toko untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari, Hana selalu melihat model baju hangat yang dibelikan untuk Emak tahun lalu. Ada model baru yang pasti Emak suka. Mungkin akan Hana bawakan lagi jika pulang tahun depan. Tapi ada satu baju yang sangat ingin Hana berikan, Mak.

Hana sudah beberapa tahun mengikuti kelas tahfidz di sebuah mesjid. Menurut gurunya, balasan bagi hadfidzah di akhirat adalah dipakaikan baju dari cahaya untuk kedua orang tuanya. Pasti Emak akan bangga saat baju itu dikenakan. Setiap seminggu sekali kaki melangkah menuju mesjid untuk menyetorkan hafalan,walau terkadang rasa malas dan godaan syetan begitu berat menggantung di kaki. Demi satu tujuan membahagian Emak dan juga Abah di akhirat kelak. Dan juga demi membalas semua yang Emak lakukan saat anak-anak Emak masih kecil dulu. Walaupun tak ada yang bisa membalas semua kesusahan yang telah Emak lakukan.

Untaian doa untuk Emak selalu dipanjatkan, perasaan bersalah dan rasa penyesalan terkadang datang menghampiri. Menyesal karena seidkit sekali waktu yang dihabiskan untuk merawatmu Mak. Walaupun Emak selalu berkata semua baik-baik saja. Tapi ada sorot mata tak biasa dibalik pandangan mata Emak yang berbinar.

Hana itu darah dagingmu Mak, ada hati yang tak bisa dibohongi saat kata “baik” diucapkan. Ada derai rindu yang tak terurai saat diujung telepon Emak berkata Emak bahagia.

Ada lautan airmata dibalik derai tawa, ada banyak kisah yang tertinggal untuk dibaca saat ujung telepon ditutup.Tapi Hana percaya walau ribuan meter kita terpisah hati kita tak akan pernah jauh.

Selalu ada jutaan pemakluman dari langkah kaki Hana yang membuat lubang luka di hati Emak. Ada milyaran kesabaran dihati Emak saat Hana berkata tak bisa pulang lagi di hari raya. Entah berapa airmata yang Emak pendam, entah berapa banyak rasa sakit yang emak rasakan tapi tak dikabarkan.

Ada suara yang semakin renta diujung telepon yang selalu menyemangati kehidupan. Entah apa yang bisa Hana lakukan jika tak bisa lagi mendengar suara Emak.

Tak ada yang bisa mengukur seberapa besar cinta Hana pada Emak, dan begitupun sebaliknya. Tapi Alloh maha tahu, doa-doa kita akan bertemu dan terpatri di sana. Biarlah kita tak berhari raya dan jarang bertemu di dunia. Tapi Alloh menyatukan kita di surga-Nya kelak.

Tak ada yang bisa Hana berikan disetiap tarikan nafas Emak. Tak ada kehidupan yang berkecukupan yang bisa Hana jaminkan di dunia. Tapi untaian doa selalu Hana panjatkan semoga Alloh selalu melindungi Emak dan Abah dimanapun berada. Menggangkat kesusahan yang mendera dan menjaga Emak dari marabahaya dunia.

Terimakasih atas semangat kerja keras dan dukungan yang selalu Emak berikan pada Hana. Tak ada tempat yang paling layak untuk Emak selain surga..

Satu doa yang selalu hana panjatkan disisa usia Hana yang terus bertambah. Hana ingin sekali merasakan mencium kaki Emak di hari raya lalu membelai wajah dan memeluknya. Terkadang muncul pertanyaan mengapa Hana cepat sekali besar? Dan lupa bagaimana rasanya dibelai saat masih dalam pangkuan. Pasti senang sekali bersembunyi diketiak Emak, dan membenamkan kepala hingga tertidur. Tak ada tempat ternyaman selain dalam peluakanmu Mak. Tak ada kata terhangat selain petuahmu.

“Allohumagfirli waliwalidayya warhamhuma kama robbayani Sogiro”

Sembah sujud Ananda.

Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community

Dan

Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community: http://www.facebook.com/groups/175201439229892/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun