Mohon tunggu...
Sukino Kinoi
Sukino Kinoi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemilik Lembaga Pendidikan di Jogja, Ketua Takmir Masjid

Saya Sukino tinggal di Jogja. Sejak usia sekolah saya hobi baca dan nulis. Berulang kali hasil tulisan saya tampil di koran local Jogja. Topik favorit selama ini, saya suka parenting dan motivasi.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Menjadikan Bersyukur Sebagai Gaya Hidup

13 Maret 2024   01:17 Diperbarui: 13 Maret 2024   01:18 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi pribadi : Mewujudkan syukur dengan bersujud

Jodoh, pati dan rezeki manusia itu sudah ditulis oleh Alloh SWT sejak lima puluh ribu tahun sebelum langit dan bumi diciptakan. Hal ini mengandung makna bahwa manusia yang hidup di muka bumi ini tinggal menjalankan dan menikmati terhadap apa-apa yang telah ditakdirkan Alloh SWT.

Apabila kehidupan  manusia di muka bumi ini diibaratkan sebagai sandiwara, maka manusia berperan sebagai pemain sedangkan Alloh SWT sebagai sutradaranya. Apapun yang telah ditulis oleh sutradara maka pemain harus menjalankan. Pemain yang baik adalah mereka yang bisa menjalankan perannya sesuai perintah dan kehendak sang sutradara.

Perlu diketahui bahwa apa saja yang menempel didalam tubuh manusia, mulai dari ujung rambut kepala sampai ujung kaki, semuanya sudah ditentukan oleh Alloh SWT. Termasuk pula hal-hal di lingkungan sekitarnya, semuanya Alloh SWT yang menentukan. Tugas kewajiban manusia hanyalah menerima, menjalani dan mensyukuri.

Sebaik-baiknya manusia sebagai hamba Alloh SWT adalah mereka yang bisa menerima semua yang dimilikinya, menikmati apapun yang dijalaminya, dan mensyukuri hasil akhirnya. Perlu dipahami bahwa apapun yang dimiliki manusia, berapapun jumlahnya dan bagaimanapun keadaannya, semua yang telah diberikan oleh Alloh SWT kepada manusia itu adalah hal yang terbaik untuk dirinya.

Hal ini sesuai dengan firman Alloh SWT dalam surat Al-Baqoroh (216) yang artinya : "Barangkali kalian benci pada sesuatu, padahal itu baik bagi kalian. Dan barangkali kalian senang pada sesuatu, padahal itu jelek bagi kalian.  Sesungguhnya Alloh SWT Maha Mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui". Yang perlu digarisbawahi tentang baik dan jelek disini adalah menurut pandangan Alloh SWT.

Dengan demikian, tugas manusia hanyalah bersyukur terhadap semua pemberian Alloh SWT kepadanya. Pentingnya bersyukur ini diperintahkan oleh Alloh SWT dalam Al-Quran surat Ibrahim (7) yang artinya : "Sesungguhnya jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) lebih banyak kepada kalian, dan jika kalian ingkar, maka pasti siksa-Ku sangat berat." . 

Menurut pandangan beberapa ulama, apabila Alloh SWT memberi perintah kemudian kalimat selanjutnya disertai ancaman, maka perintah itu hukumnya wajib. Makna "wajib" dalam beberapa riwayat hadis Nabi Muhammad SAW mengandung arti, apabila hal itu dilakukan maka akan mendapatkan pahala, dan apabila hal itu ditinggalkan, maka mereka akan mendapatkan siksa.

Lalu bagaimana praktek bersyukur ini? Untuk menjabarkannya, harus perlu dipahami terlebih dahulu tentang hakikat hidup manusia. Dalam hidup di muka bumi ini, pada hakikatnya manusia memiliki hubungan vertikal dan horizontal. Hubungan vertikal menyangkut peran manusia sebagai hamba Alloh SWT yang harus mentaati dan menjalankan perintah-Nya, serta menjauhi segala larangan-Nya. Sedangkan hubungan horizontal menyangkut hubungan sesama manusia, sebagai makhluk individu san sosial, yang harus saling menghormati, menghargai dan memperhatikan.

Berkaitan dengan hakikat hidup manusia ini;ah, maka wujud syukur juga harus mengarah pada dua tujuan, yakni kepada Alloh SWT dan kepada manusia. Semuanya berupa ucapan dan perbuatan. Mengapa bersyukur kepada manusia juga diperintahkan? Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW dalan hadis Bukhari yang artinya : "Barang siapa yang tidak bersyukur kepada manusia, maka berarti dia tidak bersyukur kepada Alloh SWT". Ini mengandung makna bahwa wajibnya bersyukur kepada manusia sama dengan wajibnya bersyukur kepada Alloh SWT.

Praktek Bersyukur

            Agar lebih detail dan terperinci dalam membahas bersyukur, di bawah ini akan dipilahkan menjadi dua, yakni bersyukur kepada Alloh SWT dan bersyukur kepada manusia.

            Bersyukur kepada Alloh SWT yang berupa ucapan, misalnya dengan mengucapkan lafal alhamdulillah, alhamdulillahi robbil aalamin, atau ucapan sejenisnya. Sedangkan ujud bersyukur melalui perbuatan, antara lain dengan semakin meningkatkan amal ibadahnya, tertib shalat lima waktunya, menunaikan puasa Ramadan sesuai petunjuk dan amalan lainnya.

            Adapun wujud bersyukur melalui ucapan kepada manusia, bisa menyampaikan kata "terima kasih" atau sejenisnya. Sedangkan wujud bersyukur berupa tindakan, misalnya dengan memberi hadiah kepada teman/tetangga. Atau saat di rumah memasak daging, maka diperbanyak kuahnya, kemudian tetangga diberi hasil masakannya. Dan masih banyak lagi contoh lainnya.

            Apabila setiap manusia bisa menjalankan tindakan seperti tersebut diatas secara rutin, konsisten dan terus-menerus dalam kehidupan sehati-hari, maka akan terbentuk diri pribadi yang memiliki gaya hidup bersyukur. Salah satu praktik nyata tentang bersyukur, pada saat mendapatkan rezeki banyak, mereka bisa bersyukur dengan memberikan sedekah dari sebagian rezekinya. 

Sebaliknya saat mendapatkan rezeki sedikit, mereka tetap menerima dengan ikhlas. Begitu pula saat mengalami hal-hal yang menyenangkan, mereka selalu merasa bersyukur dan saat mengalami hal-hal yang menyedihkan, tetap tegar dan tabah serta selalu berdoa.

            Gaya hidup bersyukur ini juga sesuai dengan falsafah Jawa yang berbunyi : "Nrima Ing Pandum" (Bahasa Indonesia : menerima terhadap apa saja yang diberikan kepadanya). Menurut nenek moyang dahulu, apabila hati setiap manusia bisa ditata untuk bisa Nrima Ing Pandum, maka dalam hati mereka akan tumbuh bibit kesyukuran dan hidupnya akan terasa tenang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun