Mohon tunggu...
jason malau
jason malau Mohon Tunggu... -

pribadi yang selalu gelisah melihat penindasan, ketidakadilan, dan kemiskinan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Untuk Domenico

22 Juni 2010   02:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:22 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tiga hari lagi kau berulangtahun anakku. 20 juni 2010 nanti usiamu genap 1 tahun. Kau yang kuberi nama Domenico, yang bahasa latinnya berarti milik Tuhan adalah salah satu kebanggaanku juga keluarga. Kau adalah salah satu penerus marga ayahmu, Malau, sehingga kau berhak menyandangnya, sehingga namamu adalah Domenico Malau. Kelak engkau juga akan menurunkan generasi-generasi penerus marga kita, Malau, sama seperti ayahmu yang meneruskannya padamu. Sama seperti kakekmu menerangkan silsilah marga kita pada ayah, demikian kelak ayah akan menerangkan silsilah marga ini padamu setelah kau dewasa. Aku tak tahu apakah kelak pengetahuan tentang silsilah ini akan berguna bagimu atau tidak. Tapi itulah salah satu tugasku sebagai ayah, menerangkan tentang silsilah yang dipelajari oleh keluarga kita turun-temurun.

Di pulau Samosir sana, tepatnya di Harapohan, terdapat kubur semen, begitu suku kita menyebutnya. Sebuah kubur yang terbuat dari semen berbentuk rumah adat Batak, Jabu Bolon. Itulah kuburan terakhir bagi kakek-kakek kita. Di kubur tersebut tersimpan tulang-belulang kakek ayahku, tulang-belulang kakek dan nenek ayahmu. Sebenarnya harapohan itu bukanlah daerah asal leluhur kita. Leluhur kita marga Malau berasal dari Rianiate, lalu kakek ayahku merantau ke Harapohan sampai meninggalnya. jadi tanah peninggalan kakek kita tidak ada lagi di Rianiate, tapi ada di Harapohan. Peninggalan kakek kita tidak banyak, yaitu hanya sebuah Jabu Bolon, yang sudah tua berukuran 6 x 8 m dan kubur semen berukuran 3 x 4 m. Sedangkan sawah dan ladang tak punya. Sungguh miskin sekali kakek kita dulu. Biarpun begitu ayah tetap bangga menyandang marga Malau. Kau harus mengucap terima kasih pada kakekmu, yang telah bekerja keras bersama adik-adiknya mengumpulkan tulang-belulang leluhur kitta ke dalam satu kubur, yaitu kubur semen melalui suatu upacara yang bernama “mangongkal holi”. Kelak akan kuceritakan tentang upacara ini kepadamu.

Anakku, Domenico, “milik Tuhan”, aku tak tahu bagaimana masa depanmu kelak. Kalau melihat arti namau mungkin kau kelak menjadi seorang hamba Tuhan, pendeta atau penginjil.

Selamat ulang tahun anakku, Domenico Malau. (170510)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun