Mohon tunggu...
Kinan Lambong
Kinan Lambong Mohon Tunggu... -

Waspada Neo Kapitalisme dan Serangan Asimetris. KORUPTOR, dihukum MATI saja.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Zaadit Taqwa Mahasiswa yang Empati Kondisi Rakyat

2 Februari 2018   21:14 Diperbarui: 2 Februari 2018   22:29 2490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru kali ini seorang Mahasiswa berani menyatakan pendapatnya dengan mengacungkan kartu kuning berupa sebuah map kuning serta semprit yang ditiupkan berkali kali didepan Presiden Joko Widodo ketika menghadiri dan memberikan wejangan dan sambutan didepan para hadirin dan para Guru Besar UI pada acara Dies Natalies UI (Universitas Indonesia) yang ke-68.

Dia bernama Zaadit Taqwa seorang Ketua BEM UI yang telah menginspirasi banyak pemuda sebayanya di Indonesia paling tidak menginspirasi banyak mahasiswa sebaya dan seangkatannya diseluruh Indonesia agar mau dan mampu berempati kepada berbagai permasalahan penderitaan dan kemiskinan bangsanya ditengah tengah kehebohan pembangunan infrastruktur berbeban hutang besar yang telah dilakukan oleh Pemerintah Joko Widodo selama 4 tahun terakhir ini.

Tindakan Zaadit Taqwa cukup berani, dia dengan tekadnya bertindak menyindir Presiden Joko Widodo dalam lambang kartu kuning dan semprit wasit bola menganalogikan dalam gemuruh suara aspirasi rakyat bahwa "Hai Presiden Joko Widodo, anda kami peringati bahwa banyak janji janji anda didalam Pilpres yang belum terlaksana". Pada saat itu Presiden Joko Widodo yang menyaksikan keberanian Zaadit Taqwa kelihatan agak terganggu, akan tetapi Presiden Joko Widodo menghargai bahwa apa yang dilakukan Zaadit Taqwa mengandung kebenaran, ada seorang anak Mahasiswa UI bernama Zaadit Taqwa sedang mengingatkannya dengan kartu kuning.

Zaadit Taqwa Ketua BEM UI Jakarta
Zaadit Taqwa Ketua BEM UI Jakarta
Memang dalam acara yang khidmad tersebut, tindakan Zaadit Taqwa yang sepihak dipandang sebagai laku Mahasiswa yang mengganggu kekhidmatan acara Dies Natalies UI diruangan itu. Bisa saja Rektor UI memberi sanksi administratif kepada  Zaadit Taqwa akan tetapi jika melihat dan mendalami permasalahan yang didera oleh sebagian besar rakyat Indonesia dengan harga beras yang mahal, daya beli masyarakat yang lemah serta pendapatan rakyat yang mengecil dan berkurang, tindakan Zaadit Taqwa yang empati atas sikapnya memperingatkan Presidennya sendiri atas segala permasalahan Nasional yang terjadi kelihatannya wajar wajar saja. Apalagi masih banyak berbagai isu yang membuat masyarakat resah atas kondisi Indonesia.   

Dibelakang perjuangan Zaadit Taqwa, ada bergabung aliansi gerakan Mahasiswa UI dari berbagai Fakultas yang terdiri dari BEM UI, BEM FKM UI, BEM Psikologi UI, BEM FF UI, BEM FIB UI, BEM FMIPA UI, BEM FKG UI, BEM FIA UI, BEM Fasilkom UI, dan BEM Vokasi UI. Disamping banyak rakyat Indonesia yang mendukung perjuangan Zaadit Taqwa yang minimal pesan perjuangan para Mahasiswa UI sudah tersampaikan ke publik dan ke Presiden Joko Widodo secara langsung. Dengan pemberitaan media massa yang saat ini memberitakan kejadian di Kampus UI tersebut, pesan para Mahasiswa UI sudah menyebar tersajikan kepada publik dunia dan khususnya Indonesia.

Jika Rektor UI bersama manajemen Kampus UI memberi sanksi, Tim hukum ILUNI UI sudah siap untuk membela Zaadit Taqwa hingga tuntas, karena para pengurus ILUNI UI beranggapan, sikap perjuangan Zaadit Taqwa bersama para Mahasiswa/i UI perlu didukung, ILUNI UI mengatakan akan memberikan bantuan hukum kepada siapapun baik mahasiswa maupun alumni yang dikenakan sanki atas perjuangannya memperjuangkan kepentingan rakyat. Kami percaya perjuangan mahasiswa dan alumni dalam keikhlasan membela kepentingan rakyat akan abadi dan kami siap memberikan bantuan hukum kepada mereka, karena sikap perjuangannya adalah dalam rangka menyampaikan aspirasi rakyat :

1. Kenyataan gizi buruk di Asmat berdasarkan data Kemenkes RI menyebutkan, terdapat 646 orang anak terkena wabah campak dan 144 anak menderita gizi buruk di Asmat. Selain itu ditemukan pula 25 anak terduga kena penyakit campak serta empat anak yang terkena campak dan gizi buruk. Kondisi gizi buruk tersebut tidak sebanding dengan dana otonomi khusus yang dialokasikan untuk pemerintah Papua pada tahun 2017, dana Otsus untuk Papua mencapai Rp 11,67 triliun, yaitu Rp 8,2 triliun untuk Provinsi Papua dan Rp 3,47 triliun untuk Provinsi Papua Barat.

2. Usulan Kemendagri atas Penunjukan Asisten Operasi Kapolri Irjen Mochamad Iriawan sebagai Plt. Gubernur Jawa Barat dan Kadiv Propam Polri Irjen Martuani Sormin sebagai Plt. Gubernur Sumatra Utara  yang kembali memunculkan budaya Dwifungsi Polri/TNI. Hal tersebut dikhawatirkan dapat mencederai netralitas Polri/TNI karena masih dalam status kedinasan aktif Polri dan akan patuh dengan perintah garis Komando. Dimana KAPOLRI & Panglima TNI adalah diangkat oleh Presiden Joko Widodo. Hal ini juga merupakan kondisi yang sangat mengkhawatirkan bagi masyarakat Indonesia.

3. Adanya upaya REKTORAT membuat peraturan baru organisasi Mahasiswa dalam bentuk draft peraturan baru organisasi mahasiswa yang dinilai sangat mengancam kebebasan berorganisasi dan gerakan kritis mahasiswa.  

Kami dari rakyat merasa bangga, karena masih ada Mahasiswa/i Universitas Indonesia (UI) yang mau secara ikhlas untuk menyampaikan aspirasi Rakyat secara langsung kepada pimpinan tertinggi Negara dalam bentuk parodi semprit wasit dan kartu kuning. Pesan Bung Karno :"Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia".(Kinan Lambong)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun