Mohon tunggu...
Kiki PutriAmalia
Kiki PutriAmalia Mohon Tunggu... Model - MAHASISWI

Kuliah di Universitas Muhammadiyah Pontianak Kampus Sintang Program Studi Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sungaiku Terpapar Hydrargyrum

27 Juni 2019   20:46 Diperbarui: 27 Juni 2019   21:06 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Sungai Sepauk yang tercemar dimana saya memotret langsung

Hydrargyrum atau Air Raksa adalah adalah unsur kimia pada tabel periodik dengan simbol Hg dan nomor atom 80. Unsur golongan logam transisi ini berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima unsur yang berbentuk cair dalam suhu kamar, serta mudah menguap. Itu merupakan penjelasan secara singkat tentang pengertian merkuri atau Hydrargyrum.

Sungai Sepauk namanya  berasal dari sebuah Desa Nanga Sepauk dimana desa tersebut berada di Kalimantan Barat, Kabupaten sintang, Kecamatan Sepauk . Desa Nanga Sepauk mempunyai satu sungai  yang dikenal dengan Sungai Sepauk dimana sungai tersebut merupakan tempat untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Dahulu air sungai sepauk sangat jernih bahkan ikan yang berenang seakan nampak bila dilihat dengan mata telanjang menurut beberapa tokoh masyarat yang saya tanyakan.

Dari apa yang diceritakan tokoh masyarakat yang juga orang asli Desa Nanga Sepauk dia menceritakan semenjak orang ada yang mencari emas awal mulanya pada tahun 90an, dimana mereka mencari emas di hulu sungai dengan cara mengebor ditengah sungai. Lambat laun suangai menjadi tercemar dan air menjadi keruh dimana para pekerja tambang emas juga mendulang emas di sungai dimana mereka mendulang emas tersebut adanya penggunaa Hydrargyrum atau Air Raksa sehingga sungai yang dulu jernih sekarang berubah menjadi sungai yang keruh dan tercemar oleh Air Raksa.

Warga yang dulunya menggunakan air untuk kebutuhan sehari-hari kini beralih menggunakan sumur,tetapi masih ada juga warga yang menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Mungkin dalam waktu dekat dampak tersebut tidak dirasakan oleh warga,tapi dalam waktu jangka panjang bahaya dari merkuri itu akan dirasakan.

Bahaya Merkuri

Air raksa atau merkuri sangat beracun. Dalam kadar rendah, logam berat ini umumnya sudah beracun bagi tumbuhan dan hewan, termasuk manusia. Merkuri dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf meskipun hanya terpapar dalam tingkat yang relatif rendah. Hal ini terutama berbahaya bagi ibu yang sedang hamil. Perkembangan anak-anak karena senyawa merkuri dapat menyebabkan cacat fisik maupun mental pada kelahiran janin.

Air raksa atau Merkuri terkumpul/terakumulasi dalam tubuh manusia dan hewan melalui siklus (daur) rantai makanan, terutama dalam beberapa jenis ikan dan kerang-kerangan karena lingkungan perairan mereka telah tercemar dengan senyawa merkuri.

Senyawa air raksa atau merkuri yang terikat dengan satu senyawa karbon, akan membentuk senyawa merkuri organik, contohnya metil merkuri. Senyawa merkuri organik dianggap lebih berbahaya dan dapat larut dalam lapisan lemak pada kulit yang menyelimuti inti saraf.

Metil merkuri merupakan merkuri organik yang selalu menjadi perhatian serius dalam toksikologi (ilmu pengetahuan tentang racun). Hal ini karena metil merkuri dapat diserap secara langsung melalui pencernaan ikan, hewan, dan manusia dan akan berakumulasi di dalam tubuh ikan, hewan dan manusia, mengikuti pola rantai makanan.

Senyawa merkuri dapat memasuki tubuh melalui pernapasan dengan kadar penyerapan 80%. Uapnya dapat menembus membran paru-paru dan apabila terserap ke tubuh, senyawa merkuri akan terikat dengan protein sulfurhidril seperti sistein dan glutamine. Di dalam darah, 90% dari metil merkuri diserap ke dalam sel darah merah. Metil merkuri juga dijumpai dalam rambut.

Toksisitas atau tingkat racun merkuri pada manusia dibedakan menurut bentuk senyawa Hg, yaitu anorganik dan organik. Keracunan anorganik Hg sudah dikenal sejak abad ke-18 dan ke-19 dengan gejala tremor pada orang dewasa.Gejala tremor telah dikenal sejak abad ke-18 yang disebut "hatter's shakes" (topi bergoyang), karena pada saat itu banyak pekerja di pabrik topi dan wol menderita gejala tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun