Mohon tunggu...
Kiki Arisandi
Kiki Arisandi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Saya bukan seorang penulis, tidak punya basic sebagai penulis, terkadang malas menulis, hanya saat saya ingin menulis saja saya menulis. Tetapi saya punya keinginan besar untuk menjadi seorang "PENULIS"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Keikhlasan Seorang Tukang Cukur

20 September 2015   22:58 Diperbarui: 20 September 2015   23:09 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Waktu jam mengajar telah selesai, bel tanda pergantian jam pun telah di bunyikan. Saat itu saya keluar kelas, dengan rasa letih dan haus. Kemudian saya berniat untuk mengambil air minum di ruang guru. Tanpa basa basi saya langsung menuju sebuah guci galon di pojok ruangan. Dan ternyata air dalam galon tersebut telah habis dan belum di ganti oleh sebut saja Pak Asyik.

Dengan begitu akhirnya saya putuskan untuk membeli minum di luar. Di depan sekolah ada sebuah warung, bisa di sebut warung kopi. Di situlah saya membeli minum segelas es teh manis. Seteguk demi seteguk saya minum dengan perlahan tapi pasti, sembari mencicipi snack ringan di warung tersebut.

Tak lama kemudian datang seseorang yg sudah berusia lanjut, ia berjalan dengan membawa kotak dan kayu lipatan yang bisa di jadikan kursi duduk. Di buka dan pasang kursi itu di sebelah pagar sekolah, dan kotak tersebut di letakkan di atasnya.

Beliau berjalan mendekat, menuju ke warung tempat saya sedang duduk. Beliau memesan secangkir kopi hitam kemudian duduk di depan saya sembari makan kacang kulit yang begitu renyah rasanya.

Tak lama kemudian, karena saya penasaran dengan apa yang di bawa oleh Bapak tersebut, karena saya sering kali melihat beliau lewat depan sekolah dengan membawa perangkatnya tersebut. Lalu saya tanya sama beliau,

Saya : Pak, apa yang bawa itu???


Bapak : Alat cukur rambut pak

Saya : Alat cukur rambut??? Bapak ini apakah tukang potong keliling??

Bapak : Iya pak, saya tukang potong keliling

Saya : Dengan berjalan kaki begini pak???

Bapak : Iya,,,

Saya : Rumah Bapak Mana???

Bapak : Rumah saya daerah sepanjang, Kalijaten, Sidoarjo

Saya : Ehmm,, Bapak ini tadi dari rumah sampai sini tadi (Daerah Kebraon, Surabaya), naik angkutan umum atau berjalan pak??

Bapak : ya jalan pak, sambil sekalian jalan - jalan dan olah raga (tersenyum)

"Padahal jarak Kalijaten dan Kebraon kurang lebih 10 Km)

Saya : Biuuch,,, ga capek pak???

Bapak : Tidak pak

Saya : Jalan dari rumah sampai sini tadi sudah dapat berapa pelanggan pak??

Bapak : nggak pasti pak,, kadang 15ribu, kadang 20ribu

Saya : Ehmm,,, itu berapa orang pelanggan pak???

Bapak : nggak tentu pak, orang saya tidak pasang tarif kok

Saya : Lhoo,,, kok gitu pak???

Bapak : iya pak, ya tergantung yang ngasih, di kasih berapapun saya terima,

Saya : minimal berapa pak orang kalau ngasih??

Bapak : yaah,,, kadang 5ribu, kadang 10ribu, kadang ya 20ribu, orang saya itu nggak mikir berapa rupiah yang bisa dapat hari ini, saya cuma mikirnya bisa jalan-jalan biar badan sehat dan ga hanya diam saja di rumah, jadi dapat berapapun kalau saya sudah capek ya saya pulang.

Saya : Subhanallah (dalam hati), Luar biasa bapak, tapi begitu apakah kebutuhan di rumah bisa di penuhi pak???

Bapak : Alhamdulillah, selama ini kebutuhan rumah tangga saya dapat terpenuhi dan alhadmulillah bisa mengkuliahkan anak saya, sekarang ia sudah semester 4, dia juga dapat beasiswa sebagaii mahasiswa berprestas.

 

Sungguh luar biaaa, dan mulia hati Bapak. Hati dimana yang tidak hanya memikirkan keserakahan duniawiyah saja. PATUT KITA CONTOH DAN ACUNGI JEMPOL

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun