Kesehatan: Membaik, Tapi Belum Waluya
IPM sektor kesehatan Cianjur masih berada di papan bawah Jawa Barat. IPKM tahun 2023 hanya sekitar 0,65, peringkat ke-25 dari 27 kabupaten/kota. Rata-rata harapan hidup masih sekitar 70 tahun, tertinggal dibanding daerah lain.
Namun demikian, tren positif tampak dari turunnya angka kematian ibu dan bayi hampir 50% dalam dua tahun terakhir, serta cakupan Jaminan Kesehatan Nasional (UHC) yang kini mencapai 96,5%. Pemerintah gencar membangun puskesmas, merekrut tenaga PPPK, dan memperbaiki layanan pascabencana.
Ini bukti bahwa cita-cita "waluya" memang sedang diperjuangkan.
IPM dan Ketenagakerjaan: Cahaya di Tengah Awan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Cianjur tahun 2024 tercatat 68,89, masih menjadi terendah di Jawa Barat, terutama karena rata-rata lama sekolah hanya 7,22 tahun. Artinya, banyak warga yang hanya lulus SD atau SMP.
Namun di sisi lain, ada harapan dari sektor ketenagakerjaan. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) terus menurun: dari 8,41% (2022) 7,71% (2023) 5,99% (2024)---bahkan lebih baik dari rata-rata provinsi. Ini adalah hasil dari job fair rutin, pelatihan keterampilan, dan sinergi dunia pendidikan dengan dunia industri.
Cahaya ini belum cukup terang, tapi menjadi pengingat bahwa Cianjur punya daya untuk bangkit.
Rahayat Waluya, Negri Digjaya: Refleksi dan Jalan ke Depan
Rahayat Waluya, bukan sekadar slogan. Ia menuntut bukti bahwa setiap anak di Cianjur, entah di Cipanas, Ciranjang, atau Cidaun, punya hak yang sama atas pendidikan dan kesehatan. Negri Digjaya bukan sekadar gelar. Ia memerlukan fondasi: pemerataan pembangunan, keadilan sosial, dan akses yang setara ke semua layanan publik.
Cianjur telah memulai langkah: dari pembangunan infrastruktur pasca gempa, reformasi pendidikan vokasional, hingga program UHC. Tapi masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikebut: peningkatan RLS, distribusi guru dan nakes yang adil, digitalisasi pedesaan, dan dukungan nyata bagi wilayah selatan.