Mohon tunggu...
Khusnul Zaini
Khusnul Zaini Mohon Tunggu... Pengacara - Libero Zona Mista

Menulis Semata Mencerahkan dan Melawan ....!!!

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Hari Bumi 2021: Menjawab "Restore Our Earth" dengan Local Wisdom

22 April 2021   03:09 Diperbarui: 22 April 2021   12:38 1668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hari Bumi 2021 (Envanto Element by Choreograph)

Isu pencemaran lingkungan ini bahkan ditulis dalam buku karya Rachel Carson berjudul "Silent Spring (1962)" yang berkisah soal bahaya pestisida di pedesaan Amerika.

Beberapa tahun setelahnya, entah karena kebetulan atau rekayasa politik, terjadi kebakaran besar di Sungai Cuyahoga, Cleveland yang disebabkan oleh pembuangan limbah kimia ke sungai. Tragedi inilah yang kemudian mendorong orang untuk melindungi sumber daya alam.

Pada 1969, mulai bermunculan aktivis peduli lingkungan yang fokus pada isu-isu pencemaran lingkungan berskala besar, seperti polusi udara yang disebabkan pabrik dan pembuangan limbah yang belum diatur secara ketat. Hanya sedikit masyarakat Amerika pada tahun itu yang mengenal istilah daur ulang.

Senator Gaylord Nelson, yang terpilih di Senat AS tahun 1962, bertekad meyakinkan pemerintah bahwa planet bumi berada dalam bahaya. Nelson kemudian menjadi salah satu orang yang mengembangkan gagasan Hari Bumi di sebuah konferensi pers di Seattle pada musim gugur 1969.

Earthday menyatakan "Memulihkan Bumi bukan hanya karena kita peduli dengan alam, tetapi karena kita hidup di atasnya. Kita semua membutuhkan Bumi yang sehat untuk mendukung pekerjaan, mata pencaharian, kesehatan dan kelangsungan hidup, dan kebahagiaan kita. Planet yang sehat bukanlah pilihan, tetapi ini adalah kebutuhan"

Ada beragam cara bagi publik berpartisipasi. Mereka memiliki nilai-nilai yang sama bicara tentang lingkungan dan menemukan cara untuk mempertahankan planet ini. Ada kelompok yang berjuang melawan tumpahan minyak, pabrik-pabrik pencemar, pembuangan limbah mentah, pembuangan racun, pestisida, hilangnya kawasan hutan, dan kepunahan satwa liar.

Disinyalir, saat ini sudah lebih dari 1 miliar orang di 192 negara turut berpartisipasi dalam kegiatan Hari Bumi setiap tahun. Hari Bumi dijadikan peringatan sipil terbesar di dunia.

Apakah ada aktivis lingkungan, pemimpin lokal atau adat, politisi di Indonesia yang akan melakukan tindakan seperti Gaylord Nelson, yang merekrut Denis Hayes lulusan baru Stanford University yang aktif secara politis, membujuk Pete McCloskey dari California menjadi wakil ketua, dan dengan kekuatan staf berjumlah 85 orang untuk melangsungkan protes dengan cara memobilisasi massa untuk demonstrasi turun ke jalan?

Pertanyaan kritis berikutnya, masih relevankan cara yang dilakukan Gaylord Nelson untuk kondisi kekinian? Bahkan majalah TIME memperkirakan ada sekitar 20 juta orang di seluruh Amerika Serikat turun ke jalan pada tanggal 22 April 1970 tersebut.

"Aksi demonstrasi turun ke jalan merupakan fenomena ledakan akar rumput yang sangat mencengangkan. Mereka ikut merespon cikal bakal penetapan Hari Bumi untuk bisa berpartisipasi dengan demonstrasi menyampaikan pesan serius kepada para politisi untuk bangkit dan berbuat sesuatu"

Jika menilik kembali sejarah suasana demonstrasi turun ke jalan sambil mengacungkan tinju kemarahan kepada para perusak bumi, melibatkan tidak kurang dari 1500 perguruan tinggi dan 10 ribu sekolah berpartisipasi dalam unjuk rasa di New York, Washington dan San Franssisco, tentu menjadi pemandangan yang maha dasyat saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun