Mohon tunggu...
Khusnul Zaini
Khusnul Zaini Mohon Tunggu... Pengacara - Libero Zona Mista

Menulis Semata Mencerahkan dan Melawan ....!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menganalogikan Rocky Gerung Oposisi Pedagang Kaki Lima

6 Maret 2021   23:05 Diperbarui: 6 Maret 2021   23:52 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam pemahaman Max Weber, rasionalitas instrumental merupakan bentuk rasional yang paling tinggi dengan unsur pertimbangan pilihan yang rasional sehubungan dengan tujuan tindakan dan alat yang dipilihnya.

"Sama halnya dengan rasionalitas instrumental yang dilakukan Rocky Gerung, secara konsisten menyuarakan nilai-nilai demokrasi dengan mengkritisi arah, tujuan dan capaian kebijakan pemerintah penguasa lewat pencerahan pemikiran rasionalnya berbasis tafsir subyektifnya"

Sedangkan pola ekologis dalam bentuk invasi dari masyarakat yang ada di sekitar kota adalah terbentuknya entitas-entitas kecil yang biasanya berasal dari daerah yang sama. Persamaan geografis menjadi cara paling mudah bagi mereka agar nyaman tinggal di daerah baru.

Dalam terminologi "gemeinschaft" yang dikembangkan Ferdinand Tonnies, mendefinisikan gemeinschaft sebagai bentuk kehidupan bersama yang masing-masing anggota diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal.

Meski dengan dengan perasaan menyesal memastikan bahwa untuk Gemeinschaft pada akhirnya akan dikalahkan oleh terminology "Gesellschaft" yang didefinisikan sebagai aspek tanpa bentuk kepribadian, bersifat instrumental dan memang telah diciptakan dan ditunjukkan oleh kenyataan sosial.

Analogi terminologi gemeinschaft yang dilakukan para pedagang kaki lima ini, sama halnya dengan langkah Rocky Gerung bergabung entitas politik KAMI yang mempunyai maksud dan tujuan politik yang sama dengan ikatan hubungan batin dalam visi-misi politik sesaatnya.

Banyak dari pedagang kaki lima yang barang dagangannya bukan merupakan barangnya sendiri, tetapi menjualkan milik orang lain. Bagi mereka cara ini lebih aman karena mereka tidak menanggung risiko rugi, seberapapun barang terjual dan mendapatkan keuntungan.

"Dalam tafsir sosiologis, logika rasionalitas instrumental Max Weber, tergambarkan soal apa yang disampaikan para pedagang kaki lima tersebut. Rasionalitas untung rugi menjadi laku tindak utama mereka. Karena itu mereka mengkalkulasi benar untuk setiap tindakannya"

Sama halnya dengan rasionalitas instrumentalnya Rocky Gerung, yang secara konsisten menyuarakan berbagai kritik konstruktif sesuai tafsir subyektifnya, sehingga ada keuntungan secara finansial maupun konsistensi nilai intelektualnya yang tetap terjaga eksistensinya.

Sebagai pedagang kaki lima, dituntut berani bertaruh menghadapi SatPol PP sebagai penegak ketertiban tata ruang kota. Dalam banyak kesempatan, cara-cara yang dilakukan SatPol-PP terkadang tidak memberi ruang dialog kepada pedagang kaki lima.

Fenomena di atas memacu kreatifitas dengan siasat tertentu agar terlepas dari kejaran SatPol- PP. Menggelar barang dagangannya diatas sehelai kain, yang dalam sekali lipat dapat diselamatkan. Cara bersiasatnya ini merupakan bagian dari modalitas yang mereka punya.

Dalam konteks ini, modalitas yang mereka mainkan adalah human capital. Human capital dalam terminologi Anthony Giddens dipahami sebagai aktor aktif. Bahwa para agen mereproduksi kondisi-kondisi yang memungkinkan keberadaan aktivitas-aktivitas itu.

Implikasinya dengan human capitalnya Rocky Gerung, harus mengkalkulasi secara presisi resiko politik-hukum yang akan dihadapi, saat memainkan peran politiknya. Cara bersiasat dijadikan modalitas human capitalnya untuk menjaga semangat dan konsistensinya.

"Oposisi bukanlah sekadar sikap anti-pemerintah atau asal berbeda, melainkan sebuah eksistensi yang memberikan kritik dan tawaran alternatif kebijakan dan kontrol atas penyelenggaraan pemerintahan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun