lingkungan tetapi juga menjadi sumber masalah kesehatan dan sanitasi. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan budidaya larva lalat atau yang lebih dikenal dengan budibaya maggot. Budidaya maggot telah menjadi Solusi Inovatif untuk Pengelolaan Limbah Organik.
Peningkatan jumlah limbah sampah organik menjadi salah satu masalah utama di banyak wilayah di seluruh dunia. Sampah organik seperti sisa makanan dan limbah pertanian tidak hanya mencemariBudidaya maggot merupakan praktik yang melibatkan pemeliharaan larva lalat sebagai upaya daur ulang limbah organik. Larva lalat yang paling umum digunakan adalah Black Soldier Fly (Hermetia illucens) karena kemampuannya untuk mengonsumsi berbagai jenis limbah organik dalam jumlah besar.
BBK 3 Universitas Airlangga, Kelompok Tambak Sarioso 1 bersama dengan pemuda-pemudi Karang Taruna AGRESIP di RW 02 Kelurahan Tambak Sarioso Kecamatan Asemrowo Kota Surabaya melaksanakan program kerja Budidaya Maggot.
Program ini merupakan program budidaya maggot dengan tujuan membudidayakan maggot sebagai langkah untuk mengurangi limbah organik rumah tangga dan peningkatan ekonomi serta sebagai sarana pemberdayaan Karang Taruna dengan memberikan pengetahuan serta ketrampilan mengenai teknik budidaya maggot.
Program ini memberikan wawasan terkait pembudidayaan maggot dari sejak masa telur meliputi penanganan penetasan telur, manajemen pakan, hingga tahap pertumbuhan larva/maggot dan pengelolaan lingkungan. Dalam penanganan penetasan telur, penting untuk menciptakan kondisi yang optimal untuk menjamin kelangsungan hidup telur dan menjamin penetasan yang sukses. Hal ini dapat meliputi pemilihan wadah penetasan yang sesuai, pengaturan suhu dan kelembaban yang tepat, serta perlindungan dari predator atau penyakit.
Setelah telur menetas, manajemen pakan menjadi faktor kunci dalam pertumbuhan dan perkembangan larva. Larva membutuhkan asupan pakan yang cukup dan berkualitas untuk tumbuh dengan baik. Berbagai bahan organik dapat digunakan sebagai pakan untuk larva maggot, termasuk sisa-sisa makanan, limbah pertanian, atau limbah industri. Namun, penting untuk memastikan bahwa pakan yang diberikan tidak mengandung bahan berbahaya atau kontaminan yang dapat merusak kesehatan maggot
Dengan memahami dan menerapkan teknik-teknik tersebut dengan baik, para pembudidaya dapat memperoleh hasil yang maksimal dalam budidaya maggot dan mendukung tujuan pengelolaan limbah organik serta kebutuhan pakan alternatif untuk industri pertanian, termasuk budidaya ikan.
Di daerah tersebut, masalah kekurangan pakan untuk budidaya ikan memang menjadi perhatian. Maka program yang dilakukan oleh BBK 3 Universitas Airlangga, Kelompok 1 Tambak Sarioso dapat menjadi solusi untuk permasalahan tersebut. Maggot yang telah dibudidayakan dapat menjadi alternatif pakan untuk budidaya ikan, sehingga mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam.