Mohon tunggu...
Khulia Ihda Faricha
Khulia Ihda Faricha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember

Mahasiswa Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Gejala Serangan dan Cara Pengendalian Hama Ulat Api (Setothosea asigna) pada Tanaman Kelapa Sawit

20 Desember 2023   16:43 Diperbarui: 20 Desember 2023   16:53 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Gejala serangan hama ulat api pada daun kelapa sawit Sumber: Ezward & Pramana, 2018 

Khulia Ihda Faricha

Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember

Korespondensi: Sundahri.faperta@unej.ac.id

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman perkebunan yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di masa depan. Pengembangan pengolahan produksi kelapa sawit dapat membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal dan menambah devisa negara (Duakajui dkk., 2022). Produk kelapa sawit banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai penyedia bahan baku industri dunia seperti minyak goreng, sabun, lilin, produk kecantikan, dan biodiesel (Purba dkk., 2023). Dalam kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit terdapat kendala yang menyebabkan pertumbuhan menjadi terhambat dan berakibat turunnya produksi karena serangan hama dan penyakit. Hama yang banyak menimbulkan kerusakan pada tanaman kelapa sawit salah satunya adalah hama ulat api. 

Ulat api termasuk jenis hama yang memakan daun kelapa sawit baik pada fase TBM atau TM dan sering menimbulkan kerugian bagi petani. Serangan hama ulat api telah menyebabkan banyak masalah jangka panjang dengan terjadinya ledakan populasi dari waktu ke waktu dan mengakibatkan munculnya berbagai gejala serangan pada daun tanaman kelapa sawit. Hal tersebut dapat memicu hilangnya daun tanaman kelapa sawit yang berdampak langsung pada penurunan produksi TBS sekitar 40-60% (Agustina, 2021). Oleh karena itu, perlu mengenali ciri-ciri gejala serangan hama ulat api serta cara pengendaliannya yaitu meliputi pengendalian mekanis, biologi, dan kimia.

Hama ulat api umumnya menyerang daun muda hingga daun tua pada tanaman kelapa sawit, namun serangan paling banyak berada pada daun muda karena jaringan daunnya lebih lunak dibandingkan daun tua. Serangan hama ulat api dapat dilihat dari gejala yang muncul pada daun kelapa sawit diantaranya yaitu daun berlubang memanjang, terdapat bercak berwarna kuning hingga kecoklatan, daun mengering atau terbakar, daun terkikis hingga menyisakan tulang daunnya saja. Gejala serangan ulat api akan berdampak pada penurunan produksi kelapa sawit, hal ini dikarenakan terganggunya proses fotosintesis karena daun yang berlubang, mengering, dan lain-lain sehingga pertumbuhan tanaman kelapa sawit akan terhambat (Ezward & Pramana, 2018).

Pengendalian hama ulat api dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu menggunakan pengendalian mekanis, biologis, dan kimia. Berikut cara pengendaliannya:

  • Pengendalian mekanis: ulat api yang terletak pada daun kelapa sawit yang rendah dan masih bisa dijangku oleh manusia dapat dikendalikan dengan mengambil atau membunuh secara langsung. Kemudian membakar kepompong ulat api jika ditemukan di bagian tanaman kelapa sawit supaya dapat menghentikan perkembangbiakan dan penyebarannya (Lubis dkk., 2021).
  • Pengendalian biologis: dengan cara memanfaatkan musuh alami, patogen dan parasit bagi hama ulat api salah satunya yaitu bakteri Bacillus thuringiensis. Bakteri Bacillus thuringiensis mengandung protein beracun di tubuhnya, sehingga dapat memusnahkan serangga atau hama ulat api yang memakannya. Gejala serangan bakteri Bacillus thuringiensis pada hama ulat api ditandai dengan melunak atau membusuknya ulat api setelah memakan bakteri tersebut. Bakteri Bacillus thuringiensis bersifat ramah lingkungan karena tidak akan membunuh musuh alami pada tanaman kelapa sawit (Candra dkk., 2018). Selain itu, untuk mencegah penyebaran hama ulat api yang semakin meluas dapat dilakukan pengendalian dengan menanam bunga pukul delapan di sekitar tanaman kelapa sawit yang berguna sebagai habitat tempat tinggal predator ulat api seperti serangga (Sycanus annulicornis). Hama ulat api yang dimangsa oleh serangga (Sycanus annulicornis) memiliki ciri-ciri tubuh yang mengkerut karena cairan pada tubuh ulat api dihisap oleh serangga predator tersebut (Afandi & Parinduri, 2019).

Gambar 2. Serangga predator (Sycanus annulicornis)Sumber: Pratama, 2021
Gambar 2. Serangga predator (Sycanus annulicornis)Sumber: Pratama, 2021
  • Pengendalian kimia: jika tingkat serangan ulat api sudah parah yaitu setiap pelepah daun terdapat sekitar 5-10 ekor, maka hal yang perlu dilakukan adalah mengendalikan hama tersebut dengan menggunakan bahan kimia seperti insektisida apabila daun kelapa sawit yang terserang masih bisa dijangkau oleh manusia. Namun, jika pelepah daun yang terserang berada diatas atau sudah tidak dapat digapai maka dapat dikendalikan dengan cara fogging. Fogging umumnya dilakukan pada malam hari saat cuaca sedang cerah. Insektisida yang umumnya dipakai yaitu deltametrin dosis 2 cc/liter air. Kandungan bahan aktif deltametrin akan berdampak pada rusaknya sistem pernapasan sehingga menyebabkan ulat api akan mati secara bertahap (Mariana dkk., 2023).

KESIMPULAN

            Ulat api menjadi hama yang sangat merugikan pada perkebunana kelapa sawit karena dapat menyebabkan hasil produksi menurun. Gejala yang ditimbulkan dari serangan hama ulat api pada tanaman kelapa sawit diantaranya yaitu daun berlubang memanjang, terdapat bercak berwarna kuning hingga kecoklatan, daun mengering atau terbakar, daun terkikis hingga menyisakan tulang daunnya saja. Penyebaran hama ulat api dapat dikendalikan dengan cara mekanis, biologis, dan kimia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun